Alayasastra Tahun 2009

               Alayasastra berisi jurnal ilmiah kesastraan. Berikut ini judul-judul yang diterbitkan pada tahun 2009.

Alayasastra Volume 5, Nomor 1, Mei 2009

  • Manusia Menurut Serat Tajusalatin oleh Kustri Sumiyardana
  • “Laki-Laki pun Bisa”: Kesetaraan Gender dalam Iklan oleh Shintya
  • Filmisasi Cerpen “Tentang Dia”: Sebuah Telaah Ekranisasi oleh Asep Yudha Wirajaya
  • Ideologi “Perubahan Itu Perlu” dalam Iklan Rokok Gudang Garam Surya Slims oleh Inni Inayati Istiana
  • Mengungkap Kearifan Lokal Cerita Rakyat Jenis Mite “Asal Mula Bledug Kuwu” oleh Mochammad Fikri
  • Majas dalam Antologi Puisi Reportase yang Menakutkan Karya Mustofa W. Hasyim oleh Sutiyem

Alayasastra Volume 5, Nomor 2, November 2009

  • Obsesi Ahmad Tohari dalam “Pemandangan Perut” oleh Suryo Handono
  • Gaya Bercerita Remaja dalam Antologi Cerpen Remaja Menggapai Langit oleh Desi Ari Pressanti
  • Nilai-Nilai Religius dalam Antologi Puisi Kata Tanpa Nama: Suara Arek Ponpes Langitan Karya Muhammad Hasyim oleh Rukmini
  • Hedonisme dalam Naskah Drama Pedhut Maya-Maya Karya Siti Aminah Subanto: Gambaran Kontra Feminisme oleh Drajat Agus Murdowo
  • Etika, Nikah, dan Poligami dalam Novel Ayat-Ayat Cinta oleh Asep Supriadi
  • Nilai-Nilai Budaya dalam Cerita Lisan “Kiai Ageng Balak” dan “Kiai Jumprit” oleh Enita Istriwati

               Berikut ini abstrak-abstrak yang dimuat dalam Alayasastra.

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Kustri Sumiyardana

Manusia Menurut Serat Tajusalatin

Serat Tajusalatin merupakan teks kompilasi. Artinya, kitab tersebut diramu dari berbagai kitab yang telah ada sebelumnya. Hal itu dapat dilihat dari salah satu topiknya yang membahas tentang hakikat manusia. Untuk menerangkan topik tersebut, pengarang Tajusalatin mengacu sumber dari Alquran, Hadis, dan teori para filosof Yunani yang diadaptasi oleh kalangan sufi, terutama Ibnu Arabi.

Kata kunci: ajaran, manusia, sufi

 

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Shintya

“Laki-Laki pun Bisa”: Kesetaraan Gender dalam Iklan

Memasak, merawat bayi, mengantar anak pergi ke sekolah, dan mengerjakan pekerjaan domestik lainnya bagi sebagian besar masyarakat-terutama yang masih berpegang pada patriarki-biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Namun, ada sebagian iklan yang menyuarakan hal sebaliknya. Mereka menyuarakan kesetaraan gender dan mengajarkan konsep baru, yaitu laki-laki pun sebenarnya bisa mengerjakan pekerjaan domestik. Tulisan ini akan membahas nilai-nilai kesetaraan gender yang ada dalam iklan baliho di Semarang melalui kajian semiotika.

Kata kunci: kesetaraan gender, iklan, semiotika.

 

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Asep Yudha Wirajaya

Filmisasi Cerpen “Tentang Dia”: Sebuah Telaah Ekranisasi

Dalam menciptakan karya, adaptasi sering dilakukan oleh para seniman, seperti  dari genre puisi ke dalam genre musik, cerpen ke komik, novel ke film, ataupun sebaliknya. Proses itu dilakukan karena karya tersebut sudah terkenal sehingga masyarakat tidak lagi merasa asing terhadap kehadiran ceritanya yang diharapkan akan dapat mendukung aspek komersialisasinya. Selain itu, ada juga yang menitikberatkan pada ide cerita yang dianggap bagus. Sementara untuk penulis skenario, proses adaptasi cukup membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film. Film “Tentang Dia” (selanjutnya disingkat menjadi TD) merupakan film adaptasi dari cerpen berjudul “Tentang Dia” karangan Melly Goeslaw. Sebelum diangkat ke dalam bentuk film, cerpen ini telah mengalami beberapa tahapan atau bentuk adaptasi menjadi lagu (Melly Goeslaw feat dengan Evan) lalu digubah menjadi skenario film (oleh Titien Wattimena) kemudian difilmkan oleh sutradara Rudi Soedjarwo. Bahkan satu pergerakan adaptasi lagi adalah novelisasi yang dikerjakan oleh Moamar Emka. Dengan demikian, kalau kita lihat pergerakan adatasinya adalah cerpen-lagu-skenario-film-novel.

Kata kunci: cerpen, tentang dia, film dan ekranisasi

 

Nama

Judul

 Abstrak

:

:

 :

Inni Inayati Istiana

Ideologi “Perubahan Itu Perlu” dalam Iklan Rokok Gudang Garam Surya Slims

Produk media yang memunyai kemampuan mengubah perilaku masyarakat salah satunya adalah iklan. Sebagian iklan seringkali tidak hanya menawarkan produk semata, tetapi juga melekatkan sistem nilai, keyakinan, dan ideologi tertentu. Sebagai bagian dari komunikasi massa, kehadiran iklan dapat ditengarai sebagai “interaksi sosial melalui pesan” sehingga penggalian makna yang melibatkan  perhatian pada sistem pertandaan ini merefleksikan sebuah pendekatan, yakni semiotika. Semiotika digunakan sebagai model awal dari analisis yang mampu menampilkan bekerjanya ideologi beserta konteks-sosial dalam iklan Gudang Garam Surya Slim yang tampil sebagai fenomena baru, yang dalam penampilannya mengundang beragam pertanyaan. Sajian iklan yang dihadirkan tidak memerlihatkan adanya hubungan antara pesan-pesan yang disampaikan dan produk yang dipasarkan. Selain tema iklan yang ditampilkan sesuai dengan realitas yang sesungguhnya dan benar-benar terjadi di masyarakat, terdapat muatan kritik atas fenomena sosial dalam iklan tersebut. Di balik wacana kritis yang dikumandangkan, terselubung ideologi dan kepentingan terkait dengan kapitalisme.

Kata kunci: iklan, semiotik, konteks sosial-budaya, dan ideology

 

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Mochammad Fikri

Mengungkap Kearifan Lokal Cerita Rakyat Jenis Mite “Asal Mula Bledug Kuwu”

Mite adalah salah satu jenis cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh pemilik cerita. Cerita Asal Mula Bledug Kuwu merupakan cerita rakyat dari Grobogan Jawa Tengah yang berjenis mite. Di dalam cerita tersebut terkandung nilai-nilai budaya yang luhur untuk kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai budaya yang luhur ini merupakan kearifan lokal yang patut dilestarikan dan diwariskan untuk generasi berikutnya. Tulisan ini mengungkap nilai-nilai yang terkandung dengan berpedoman pada sistem nilai budaya masyarakat yang meliputi nilai hedonik; nilai artistik; nilai kultural; nilai etika, moral, agama; dan nilai praktis.

Kata kunci: mite, cerita rakyat, nilai-nilai budaya, kearifan lokal.

 

Nama

Judul 

Abstrak

:

:

Sutiyem

Majas dalam Antologi Puisi Reportase yang Menakutkan Karya Mustofa W. Hasyim

Puisi sebagai salah satu karya sastra, menyimpan makna tersembunyi dengan meminjam kata-kata atau ungkapan lain untuk menyampaikan makna atau pesan yang sebenarnya. Untuk mencapai hal itu, diperlukan suatu metode yang baik, di antaranya adalah diksi, imaji, majas, ritme, dan rima. Majas merupakan bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum, dengan maksud dapat menimbulkan konotasi tertentu. Tulisan ini memerikan jenis majas yang digunakan dalam antologi puisi Reportase Yang Menakutkan karya Mustafa W. Hasyim, mengklasifikasikannya, dan memaknai arti penggunaan majas tersebut.

Kata kunci : majas, karya sastra, puisi.

 

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Suryo Handono

Obsesi Ahmad Tohari dalam “Pemandangan Perut”

Kehidupan “wong cilik” merupakan sesuatu yang menonjol dan menjadi trade mark kepengarangan Ahmad Tohari. Alam pedesaan yang menjadi bagian dari kehidupan penduduk desa menjadi sentral cerpennya. Namun, seiring dengan perkembangan kepengarangannya, perhatian Tohari tampaknya lebih tertumpu pada persoalan konflik wong cilik daripada latar desa yang melingkarinya. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra, tulisan ini menguraikan bahwa keberpihakan kepada wong cilik benar-benar menjadi suatu obsesi Tohari yang direfleksikannya dalam cerpen “Pemandangan Perut”

Kata kunci: obsesi pengarang, cerpen, sosiologi sastra

 

Nama

Judul 

Abstrak

:

:

Desi Ari Pressanti

Gaya Bercerita Remaja dalam Antologi Cerpen Remaja Menggapai Langit

Cerpen merupakan media yang paling pas bagi remaja untuk menuangkan segala gagasan dan isi hati, di samping sebagai hiburan. Remaja memiliki gaya bercerita sendiri dalam membangun cerita pada cerpen yang dikarangnya. Tema cerpen remaja biasanya berkisar pada persahabatan, percintaan, dan semangat dalam meraih cita-cita. Untuk menambah nuansa keindahan, pengarang juga memakai gaya bahasa kiasan, seperti metafora atau personifikasi. Tulisan ini akan membahas gaya bercerita remaja berdasarkan cerpen-cerpen yang termuat dalam Menggapai Langit.

Kata kunci: cerpen, gaya bercerita, remaja

 

Nama

Judul 

Abstrak

:

:

:

Rukmini

Nilai-Nilai Religius dalam Antologi Puisi Kata Tanpa Nama: Suara Arek Ponpes Langitan Karya Muhammad Hasyim

Antologi puisi Kata Tanpa Nama: Suara Arek Ponpes Langitan merupakan kumpulan puisi yang ditulis oleh seorang pelajar sebuah pondok pesantren (santri). Penelitian ini mengkaji nilai-nilai religius dalam antologi ini. Untuk menerangkan nilai-nilai tersebut, pengarang antologi ini bersumber dari Alquran dan Hadis. Sehubungan dengan itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode resepsi.

Kata kunci: nilai religius, puisi, resepsi

 

Nama

Judul 

Abstrak

:

:

Drajat Agus Murdowo

Hedonisme dalam Naskah Drama Pedhut Maya-Maya Karya Siti Aminah Subanto: Gambaran Kontra Feminisme

Naskah drama Pedhut Maya-Maya menggambarkan hedonisme di tengah-tengah semangat feminisme yang didengungkan kaum perempuan. Hedonisme sering digunakan sebagai landasan untuk mencapai cita-cita. Paham yang berpusat pada kesenangan dan kebahagiaan dalam melakukan tindakan ini memang sering digunakan oleh manusia dalam mencapai cita-cita. Ada kedekatan konsep tentang kebebasan pribadi yang berkaitan dengan upaya mencapai kesenangan dan kebahagian diri. Kebebasan digunakan sebagai sarana mencapai kesenangan sebesar-besarnya. Kebebasan diartikan sebagai kebebasan yang sebebas-bebasnya di dalam melakukan tindakan. Kebebasan inilah yang banyak disalahartikan oleh kaum wanita dengan berlindung dalam konsep feminisme yang justru menjebak mereka dalam pusaran hedonisme. Alhasil, kebebasan ini menghasilkan budaya hedonis di segenap kalangan/lapisan masyarakat.

Kata kunci : hedonisme, feminisme, cita-cita, sastra

 

Nama

Judul

Abstrak

:

:

:

Asep Supriadi

Etika, Nikah, dan Poligami dalam Novel Ayat-Ayat Cinta

Novel Ayat-Ayat Cinta berisi nilai-nilai ajaran Islam, etika bergaul, perkawinan, dan poligami. Tulisan ini mendeskripsikan hubungan novel Ayat-Ayat Cinta dengan Alquran dan Hadis Nabi melalui pendekatan intertekstual. Pendekatan intertekstual tersebut dipakai berdasarkan pertimbangan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengungkap nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat dalam novel AAC, kaitannya dengan hubungan antarteks. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis.

Kata kunci: antarteks, hipogram, Alquran, Hadis Nabi

 

Nama

Judul 

Abstrak

:

:

Enita Istriwati

Nilai-Nilai Budaya dalam Cerita Lisan “Kiai Ageng Balak” dan “Kiai Jumprit”

Cerita lisan di Jawa Tengah cukup banyak. Namun, penelitian secara akademis belum banyak dilakukan. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian terhadap cerita lisan di Jawa Tengah, khususnya nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerita lisan “Kiai Ageng Balak” dan “Kiai Jumprit”. Penelitian ini menggunakan pendekatan tematik, yaitu dengan cara membaca mendalam, mengkaji, dan memahami tema-tema sebuah teks, kemudian mencari makna-makna yang tersembunyi dalam teks. Makna yang dimaksud adalah nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerita. Nilai-nilai tersebut berupa nilai pengabdian, nilai kepercayaan, dan nilai-nilai praktis.

Kata kunci: cerita lisan, Jawa Tengah, nilai budaya

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas