Tidak Melayani Sumbangan atau Tidak Melayani Permintaan Sumbangan?
Dengan banyaknya pencari sumbangan ini, masyarakat menjadi resah karena nama lembaga sosial yang dipakai ada yang benar-benar ada, tetapi ada pula yang palsu. Dengan maraknya kejadian tersebut masyarakat harus melakukan antisipasi. Oleh karena itu, di kaca, dinding, atau pintu rumah masyarakat kita, sering dijumpai tulisan pada sebuah stiker yang berbunyi sebagai berikut.
(1*) Tidak menerima sumbangan dalam bentuk apa pun.
(2*) Tidak melayani sumbangan dalam bentuk apa pun
Adakah yang salah dalam kalimat tersebut? Tampaknya tanpa kita sadari kalimat seperti itu terkesan sudah biasa, sering dijumpai, bahkan bisa dipahami masyarakat. Dari segi struktur tata bahasa, kalimat seperti itu memang bukan kalimat yang lengkap karena tidak mengandung unsur subjek di dalamnya. Namun, dari segi logika bahasa, ada kekeliruan nalar dalam kalimat itu. Kekeliruan tersebut sangat berpengaruh terhadap pesan atau informasi yang disampaikan.
Kalimat tersebut mengandung makna bahwa si pemilik rumah tidak (mau) menerima sumbangan atau tidak melayani sesuatu yang berkaitan dengan sumbangan dalam bentuk apa pun. Padahal, kita tentu tahu bahwa si pemilik rumah tentulah tidak mau menerima sumbangan jika ada orang yang memberinya.
Lantas, bagaimana kalimat yang nalar untuk kasus tersebut? Seharusnya, tulisan yang lebih tepat seperti berikut.
(1) Tidak melayani permintaan sumbangan dalam bentuk apa pun.
(2) Tidak menerima permintaan sumbangan dalam bentuk apa pun.