Pemanfaatan Prinsip Kesantunan dalam Bahasa Lisan Guru Di Kota Semarang (Studi Kasus Guru Agama Islam SMPN 10, SMPN 33, SMPN 32 Semarang

Penulis : Rini Esti Utami, S.S.

(Tenaga Teknis Balai Bahasa Prov. Jateng)

Tahun : 2009

 

Abstrak

Guru idealnya menjadi teladan bagi peserta didik. Apa yang diperbuat dan dikatakan oleh guru merupakan contoh bagi murid-muridnya. Guru Pendidikan Agama identik dengan norma-norma, kebenaran, dan kesantunan begitu pula dalam berbahasa di sekolah. Pemanfaatan prinsip kesantunan dalam berbahasa oleh Guru Pelajaran Agama Islam (PAI)  di Kota Semarang dapat menanamkan norma-norma terutama norma berbahasa kepada anak didik dan lingkungannya. Dalam tulisan ini dipaparkan bagaimana guru PAI memanfaatkan prinsip kesantunan dalam berkomunikasi dengan murid, teman sejawat, dan atasannya Prinsip kesantunan yang dimanfaatkan adalah maksim kebijaksanaan/kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan/ kecocokan, dan maksim kesimpatian.

Kata kunci: guru, moral, bahasa, kesantunan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas