Tahun Penelitian : 2008
Peneliti :
- Sri Wahyuni, S.S.
- Drs. Umar Solikhan, M.Hum.
- Drajat Agus Murdawa, S.S.
- Kahar Dwi Prihantono, S.S.
- Poetri Mardiana Sasti, S.S.
Konsultan : Dr. Yulia (Dosen Universitas Tidar Magelang)
Abstraksi
Hasil penelitian pemetaan bahasa Balai Bahasa Semarang tahun 2007 mengklasifikasikan ada dua bahasa di Jawa Tengah. Bahasa itu adalah bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Berdasarkan bukti kuantitatif penghitungan dialektometri bahasa Jawa itu kemudian diklasifikasikan lagi menjadi 5 (lima) dialek. Dialek itu masing-masing adalah; dialek Yogyakarta-Surakarta yang mencakup daerah pengamatan (DP) di Yogyakarta dan lima wilayah besar eks-karesidenan di Jawa Tengah, yaitu Karesidenan Surakarta, Karesidenan Semarang, Karesidenan Kedu, dan Karesidenan Pati. Dialek Pekalongan, mencakup daerah Kabupaten/Kota Pekalongan, kabupaten Batang, dan Kabupaten Pemalang. Kemudian dialek Wonosobo dituturkan penduduk di daerah Kabupaten Wonosobo. Dialek Banyumas, mencakup daerah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Kebumen. Dialek Tegal, mencakup daerah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes.
Di daerah perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian barat terdapat daerah kontak antara pemakai bahasa Jawa dan bahasa Sunda sehingga terjadi saling pengaruh di antaranya. Karakteristik bahasa Jawa yang demikian membuat bahasa Jawa menarik untuk diteliti dari sudut pandang dialektologi antara lain untuk menentukan persebaran bentuk-bentuk linguistik dan pengelompokan dialek bahasa Jawa. Namun, pekerjaan tersebut tidaklah mudah.
Bahasa Sunda ternyata dituturkan oleh penduduk di daerah perbatasan Jawa Tengah bagian barat pada daerah pengamatan Ciomas, Kabupaten Brebes dan Madura, kabupaten Cilacap. Bahasa Sunda yang dituturkan oleh penduduk di kedua daerah tersebut ternyata mempunyai perbedaan dialek.
Berangkat dari hal tersebut, maka pada tahun 2008 ini Balai Bahasa Semarang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data di daerah perbatasan Jawa Tengah bagian barat.