Penggunaan Kata Dengan
Kata dengan merupakan partikel penghubung yang dapat digunakan untuk menyatakan beberapa makna. Pertama, kata dengan menyatakan makna ‘kebersamaan’. Makna itu terdapat pada ujaran yang menyatakan adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada peristiwa yang sama. Perhatikan contoh berikut.
(1) Sarmin bermain dengan teman-temannya.
(2) Ibu sedang bercakap-cakap dengan tamunya.
Kedua, makna ‘kealatan’. Makna itu terdapat pada ujaran yang menyatakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Alat yang dimaksud dapat berupa benda konkret dan abstrak. Perhatikan contoh berikut.
(3) Dia mandi dengan air hujan
(4) Bambu itu dipotong-potong dengan gergaji.
(5) Pemindahan penduduk tidak dilakukan dengan kekerasan
(6) Dia berusaha menenangkan anak itu dengan kelembutan.
Pada kalimat (3) dan (4) alat yang mengikuti kata dengan berupa benda konkret, yaitu air hujan dan gergaji. Sementara itu, kalimat (5) dan (6) alat yang mengikuti kata dengan berupa benda abstrak, yaitu kekerasan dan kelembutan.
Ketiga, makna ‘kesertaan’. Makna itu terdapat pada ujaran yang menyatakan adanya benda yang menyertai pelaku. Penyerta pada umumnya benda tak bernyawa sehingga tidak ikut aktif mengambil bagian dalam peristiwa. Perhatikan contoh berikut.
(7) Pencuri itu lari dengan barang curiannya.
(8) Anak-anak pulang dari liburan dengan kenangan indah.
Keempat, makna ‘kecaraan’ yang menyatakan cara peristiwa terjadi atau cara tindakan dilakukan. Berikut ini contohnya.
(9) Ia menunjukkan kesedihannya dengan menangis.
(10) Pendaftar harus datang sendiri dengan membawa surat lamaran.
Kelima, makna ‘keselarasan’ yang menyatakan kesamaan atau kesesuaian dengan sesuatu. Berikut ini contohnya.
(11) Anak itu mukanya mirip dengan kakaknya.
(12) Kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Selain itu, ada beberapa kata yang harus diikuti oleh pelengkap yang diawali dengan kata dengan. Contohnya seperti berikut.
(13) Anak itu lahir bertepatan dengan tanggal lahir ibunya.
(14) Perbuatan yang dilakukannya bertentangan dengan hati nuraninya.
Kata bertepatan pada kalimat (13) dan kata bertentangan pada kalimat (14) memerlukan pelengkap yang harus diawali dengan partikel dengan. Apabila partikel dengan pada kalimat (13) dan (14) dilesapkan informasi menjadi berbeda. Kita tidak dapat mengubah kalimat (13) dan (14) menjadi kalimat (13a) dan (14a) berikut.
(13a) *Anak itu lahir bertepatan tanggal lahir ibunya.
(14a) *Perbuatan yang dilakukannya bertentangan hati nuraninya.