Bahasa Jawa di Kalangan Remaja Kota Semarang

Penggunaan bahasa Jawa di kalangan remaja terjadi kemerosotan. Mereka cenderung menggunakan bahasa Indonesia atau  bahasa campuran yang sering diselingi dengan istilah prokem atau dibumbui dengan istilah asing dan istilah slang kreasi mereka sendiri. Hal itu menarik untuk dikaji karena kondisi seperti itu menimbulkan pertanyaan, apakah para remaja sudah tidak mampu lagi berbahasa Jawa?

Penelitian ini bertujuan memerikan bahasa Jawa kalangan remaja, mengkaji sikap bahasa, serta memerikan pengaruh bahasa donor. Data penelitian ini berupa bahasa lisan dan tulis yang dikumpulkan dengan teknik sadap rekam dan telaah karangan. Untuk mengkajinya digunakan metode distribusional dan pusat kajian ditentukan dengan metode padan unsur luar bahasa.  Alih kode dikaji  melalui pemilahan ekspresi. Sikap bahasa dikaji dengan perbandingan bahasa donor dan penerima. Dan, pengkajian interferensi dipusatkan pada tataran morfologi.

Berdasakan kajian itu diperoleh hasil bahwa di kalangan remaja terjadi lintas bahasa antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, bahasa daerah lain, serta bahasa asing. Pengaruh pada ragam tulis menunjukkan bahwa pola berpikir para remaja diawali dari bahasa Indonesia yang selanjutnya diterjemahkan dengan bahasa Jawa. Pada ragam lisan ada kecenderungan penggunaan kosakata serapan. Selain itu, terjadi alih kode yang disebabkan oleh faktor istilah khusus, pengakuan kelompoknya, status pendidikan, dan unsur budaya yang belum ada. Dari segi struktur pada ragam tulis, sikap terhadap bahasa Jawa tampak rendah, tetapi dari segi kosakata tinggi. Sebaliknya, pada ragam lisan, sikap bahasa dari segi struktur tinggi, tetapi dari segi kosakata rendah. Kemudian, dalam bahasa Jawa kalangan remaja terjadi interferensi morfologis dan struktur serta ditemukan banyak kosakata inovatif yang integratif.

Kata kunci: bahasa Jawa, remaja, sikap, pengaruh