Hegemoni Ras Kulit Putih dalam Tjerita Rossinna: Sebuah Tinjauan Postkolonialisme

Share link

Penulis : Shintya

(Tenaga Teknis Balai Bahasa Prov. Jateng)

Tahun : 2010

ALAYASASTRA, Vol. 6, No. 1, Mei 2010:1-13

 

 

Abstrak

Tjerita Rossinna lahir pada masa kolonialisme Belanda. Cerita ini banyak memuat visi dan misi kolonialisme sang penjajah pada masa itu. Tulisan ini mengungkap jejak-jejak sejarah kolonialisme dan efeknya dalam pembentukan kebudayaan dan kondisi psikologis masyarakat yang direfleksikan dalam Tjerita Rossinna dengan pendekatan postkolonialisme. Dari penelitian ini ditemukan bahwa Tjerita Rossinna cenderung berpihak pada Belanda. Hal ini dapat dibuktikan dengan penggambaran tokoh-tokohnya. Ras kulit putih digambarkan sebagai sosok yang murah hati, penolong, pemberani, dan kuat. Sementara itu, ras kulit hitam (pribumi) memunyai sifat yang bodoh, lemah, jahat, suka mencuri, dan kejam. Dengan menggambarkan ras kulit putih sebagai tokoh penolong yang sanggup melepaskan kaum pribumi dari penderitaan, secara tidak langsung Belanda ingin melanggengkan kekuasaannya di bumi Indonesia

 

Kata kunci: postkolonialisme, ras kulit hitam, ras kulit putih


Share link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas