Ungkapan dan sebagainya, dan lain-lain, serta dan seterusnya lazim digunakan dalam tindak berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Ketiga ungkapan itu sering digunakan dalam pengertian yang sama walaupun sebenarnya memunyai pengertian yang berbeda. Untuk dapat menggunakannya secara tepat, pengguna bahasa harus mengetahui lebih dahulu makna masing-masing ungkapan itu.
Ungkapan dan sebagainya bermakna ‘beragam’ atau ‘bermacam-macam jenis’. Dengan demikian, penggunaannya secara tepat untuk menyatakan rincian lebih lanjut yang bentuk atau jenisnya beragam seperti contoh berikut ini.
- Kabut tebal yang menyelimuti kota itu, selain berasal dari asap hutan yang terbakar, juga berasal dari asap kendaraan bermotor, cerobong pabrik, dan sebagainya.
Pada contoh tersebut tampak bahwa rincian penyebab terjadinya kabut tebal adalah hutan yang terbakar, kendaraan bermotor, dan cerobong pabrik. Dari segi fungsi, ketiga hal tersebut berbeda. Oleh karena itu, kemungkinan rincian selanjutnya, yang tidak tercantum, lebih tepat dinyatakan dengan ungkapan dan sebagainya.
Ungkapan dan lain-lain bermakna ‘penghubung satuan ujaran yang setara, termasuk tipe yang sama, dan memiliki fungsi yang tidak berbeda’. Atas dasar pengertian tersebut, ungkapan itu digunakan untuk menyatakan rincian yang sejenis seperti contoh berikut ini.
2. Sejumlah hadiah yang akan diperebutkan dalam lomba itu adalah televisi, lemari es, kompor gas, dan lain-lain.
Contoh di atas memperlihatkan penggunaan ungkapan dan lain-lain yang merujuk pada rincian yang setara atau sejenis. Kesetaraan dan kesejenisan tersebut tampak pada bagian-bagian rincian itu, yakni televisi, lemari es, dan kompor gas. Kata-kata itu merujuk pada benda yang sejenis, yaitu barang elektronika, yang juga merupakan perlengkapan rumah tangga. Oleh karena itu, pemakaian ungkapan dan lain-lain pada contoh tersebut sangat tepat.
Ungkapan dan seterusnya bermakna (1) ‘selanjutnya’; (2) ‘berikutnya’; atau (3) ‘sejak kini dan selanjutnya’. Sejalan dengan itu, ungkapan tersebut digunakan untuk menyatakan rincian yang berjenjang atau berkelanjutan seperti contoh berikut ini.
3. Semua siswa diminta mempelajari buku sejarah mulai bab I, II, III, dan seterusnya.
Penggunaan ungkapan dan seterusnya pada contoh tersebut memberikan petunjuk bahwa yang harus dipelajari oleh semua siswa selain bab I, II, dan III, juga bab-bab selanjutnya, misalnya bab IV, V, dan VI.
Ada satu ungkapan lagi yang frekuensi pemakaiannya cukup tinggi, yaitu ungkapan dan lain sebagainya. Ungkapan itu sebenarnya merupakan ungkapan dan lain-lain serta dan sebagainya. Jadi, ungkapan dan lain sebagainya merupakan ungkapan yang rancu dan perlu dihindari pemakaiannya.
Selain kerancuan seperti itu, ada pemakaian ungkapan untuk menyatakan rincian lebih lanjut yang disertai dengan pewatas seperti, misalnya, contohnya, umpamanya, dan antara lain seperti pada contoh berikut ini.
4. Untuk menghadapi UAN dan UAS, para siswa diminta mempelajari buku seperti bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan lain-lain.
Pada contoh tersebut kata seperti yang mengawali rincian merupakan ungkapan pewatas. Kehadiran kata itu mewatasi atau membatasi rincian yang akan dikemukakan. Oleh karena itu, ungkapan dan lain-lain pada akhir rincian tersebut menjadi mubazir. Pada satu sisi, rincian itu sudah terbatas, yaitu terbatas pada bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris. Namun, pada sisi lain, dengan kehadiran ungkapan dan lain-lain yang mengikutinya, rincian tersebut menjadi tidak terbatas. Dengan demikian, penggunaan kata seperti, misalnya, contohnya, umpamanya bersama-sama dengan ungkapan dan lain-lain, dan seterusnya, atau dan sebagainya sebaiknya dihindarkan.