Seminar Sastra “Sastra dan Karakter Bangsa” di Pemalang
Akhir-akhir ini banyak bermunculan kegiatan-kegiatan yang bertema pendidikan karakter. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyak hal. Keprihatinan atas merosotnya nilai-nilai budaya bangsa merupakan pemicu dimunculkannya pendidikan karakter. Pernyataan ini disampaikan oleh Drs. Pardi, M.Hum, Kepala Balai Bahasa Semarang, dalam seminar di Sasana Bhakti Praja, Kompleks Kantor Bupati Pemalang pada tanggal 8 Mei 2012. Seminar ini dihadiri oleh guru-guru yang tergabung dalam MGMP Kabupaten Pemalang.
Seminar yang mengusung tema “Sastra dan Karakter Bangsa” ini dilaksanakan atas kerja sama Balai Bahasa Semarang dengan MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Pemalang. Narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Drs. Pardi, M.Hum., Ahmad Tohari, dan Drs. Zaenul Arifin.
Tujuan dari pendidikan karakter adalah terbentuknya karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan. Selain itu, pendidikan karakter juga bertujuan membentuk budaya sekolah dengan mengimplementasikan nilai-nilai dalam perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Hal ini disampikan oleh Drs. Zaenul Arifin, salah satu narasumber dalam seminar tersebut.
Ada banyak cara mendidik peserta didik agar memiliki karakter yang kuat dan positif. Salah satunya adalah dengan mengenalkan sastra kepada peserta didik. Ahmad Tohari menyatakan bahwa selama berabad-abad nilai-nilai luhur yang termuat dalam karya sastra telah membantu terbentuknya karakter bangsa Indonesia. Hanya saja, saat ini banyak karya sastra populer yang muncul sekadar untuk memenuhi kebutuhan pasar dan hiburan belaka. Untuk itu, Ahmad Tohari berharap ada kerja sama antara sastrawan, para pengambil kebijakan serta masyarakat untuk mengembalikan sastra ke tempatnya semula, yakni sebagai sumber dan sarana penyebaran nilai-nilai kehidupan yang tentu akan membentuk karakter bangsa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Drs. Pardi, M.Hum. menyatakan bahwa pembangunan karakter bangsa dapat dilakukan dengan cara menggali nilai-nilai budaya bangsa yang terekam dalam nilai-nilai kearifan budaya lokal atau budaya daerah. Nilai-nilai kearifan lokal tesebut, salah satunya dapat dilihat dalam seni sastra.