Legenda
oleh Moch. Fikri
Kata legenda berasal dari bahasa Latin, yaitu legere. Legenda didefinisikan cerita prosa rakyat yang dianggap sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Legenda termasuk cerita rakyat yang diwariskan turun-menurun sejak lama, baik secara lisan maupun tulis. Dalam legenda, terjadi percampuran antara fakta historis dan mitos. Oleh karena itu, legenda sering dianggap sebagai
“sejarah” kolektif (folk history) (Danandjaja, 2002:66). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat (2008:803), legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Dalam Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1986:47), legenda adalah cerita yang dianggap benar-benar terjadi, tetapi tempat terjadinya peristiwa di dunia nyata.
Ciri-ciri legenda mirip dengan mite, yaitu cerita yang dianggap benarbenar pernah terjadi tetapi tidak dianggap suci. Tokoh yang ditampilkan dalam cerita legenda ini biasanya manusia walaupun ada kalanya memunyai sifat-sifat luar biasa dan sering pula dibantu oleh makhluk ajaib. Tempat terjadinyacerita di dunia seperti yang dikenal dan waktu terjadinya belum terlalu lampau (Danandjaja, 2002:66).
Bentuk cerita legenda berupa cerita lisan atau tidak tertulis sehingga mengalami distorsidansering jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika cerita legenda hendak dipergunakan sebagai bahan, data, atau sumber untuk merekonstruksi sejarah, bagian-bagian cerita legenda harus terlebih dahulu dibersihkan dari kandungan sifat-sifat foklornya (Danandjaja,2002:66).
Contoh-contoh cerita legenda di Jawa Tengah adalah: Asal Mula Borobudur, Asal Mula Daerah Kedu, Asal Mula Daerah Sukoharjo, Asal Mula Kota Kudus, Terjadinya Desa Jember, Cerita Batu Gajah, Cerita Ayam Tukung, Asal Mula Kota Pekalongan, Asal Mula Kota Semarang, Salatiga, Boyolali, Legenda Gunung Kemukus, Legenda Kiai Ageng Balak, Kiai Jumprit, dan Terjadinya Kota Magelang.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Juli–Desember 2012