AJARAN HIDUP DALAM SERAT SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT
(The Way of Life in Serat Sastra Jendra Hayuningrat)
Oleh/By:
Daning Pamangkurah Putri Kusuma
SMP Negeri 3 Bawen
Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang 50665
Telepon 0298-711576; Faksimile 0298-7136107
www.smpn3bawen.blogspot.com
Pos-el: ning2.putri@gmail.com
Diterima: 6 Agustus 2012, Disetujui: 12 Oktober 2012
ABSTRAK
Serat Sastra Jendra Hayuningrat merupakan karya sastra Jawa yang berisi ajaran hidup. Penelitian ini mengungkapkan ajaran hidup dalam serat tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa manusia dapat manunggal dengan Tuhan berdasarkan prinsip: tetes (keluhuran, mulia), titis (pramana, waspada), tatas (beres), putus (sempurna), lenget (halus bijaksana), layat (kegiatan hidup yang serba cepat), sambil berbakti (mangidhep, manembah) kepada Tuhan. Untuk mencapai persatuan dengan Tuhan, manusia menjalankan eneng (menghentikan kejasmanian), ening (memenangkan rohani), dan eling (ingat kepada Tuhan). Walaupun sudah mencapai manunggaling kawula Gusti, manusia tetap tidak bisa menyamai Tuhan.
Kata kunci: Serat Sastra Jendra Hayuningrat, ajaran hidup, manunggaling kawula Gusti
ABSTRACT
Serat Sastra Jendra Hayuningrat is a Javanese literary work contains the way of life. This study describes its way of life. The result of this study shows that human beings can be united with God based on the principles: tetes (nobility, noble), titis (pramana, notify), tatas (completely), putus (perfectly), lenget (wisely), layat (life instantly), and glorify (mangidhep, manembah) God. Being united with God, the human does eneng (stopping physical things), ening (winning spiritual things), and eling (remembering God). Although the human can be united with God, still they can not be the same as God.
Key words: Serat Sastra Jendra Hayuningrat, the way of life, union mystic
Alayasastra, Volume 8, Nomor 2, November 2012