(Bilingualism in the Perspective of Bahasa Indonesia Development)
Oleh/By:
Arif Izzak
Balai Bahasa Surabaya
Jalan Siwalanpanji II, Buduran, Sidoarjo
Telepon: (031) 8051752
Pos-el: arief_izzak@yahoo.com
Diterima: 14 Agustus 2012; Disetujui: 10 September 2012
ABSTRAK
Indonesia memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi dalam hal budaya dan bahasa. Selain memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, Indonesia juga memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang hidup dan digunakan oleh berbagai kelompok etnis. Jumlah bahasa daerah yang besar sekaligus menunjukkan kekayaan tradisi dan budaya bangsa Indonesia.
Dalam konteks pemakaian bahasa, masyarakat Indonesia paling tidak menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah yang berfungsi sebagai bahasa ibu (mother tongue) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Bahasa daerah yang mereka peroleh sejak lahir dari orang tua dan bahasa Indonesia yang mereka pelajari sejak mengenyam bangku pendidikan menyebabkan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang bilingual. Kondisi masyarakat bahasa yang demikian pada akhirnya menjadi tantangan tersendiri terutama bagi pengembangan bahasa Indonesia. Kebijakan politik bahasa nasional pada praktiknya menjadi sangat tidak mudah karena kompleksitas masyarakat bahasa yang bilingual.
Pengembangan bahasa Indonesia masih banyak menemui hambatan baik yang datang dari dalam bahasa itu sendiri maupun dari luar bahasa. Hambatan dari dalam bisa berupa sikap bahasa yang kurang positif dari para penuturnya dan hambatan dari luar dalam bentuk pengaruh dari bahasa-bahasa lain yang dianggap mempunyai status dan kedudukan lebih tinggi dan lebih penting.
Kata kunci: bilingualisme, masyarakat bahasa, ragam bahasa budaya
ABSTRACT
Indonesia has such a high cultural and language plurality. In addition to belonging bahasa Indonesia as a national language, Indonesia also has more than 700 vernaculars with which Indonesian people use and live within groups of ethnic society. A huge number of vernaculars also indicates a wealth of culture and tradition of Indonesia.
In the context of language use, people of Indonesia have good command in at least two languages, i.e. first language (vernacular) function as mother tongue and Bahasa Indonesia which functions as a national language as well as language of unification. First language which they acquire from their parent in the family life and bahasa Indonesia which they learn since they get into school and education has changed Indonesian people from monolingual into bilingual or even multilingual society. This language condition turns to be a challenging situation especially for bahasa Indonesia development. National language policy faces such a very difficult situation practically due to the complexity of bilingual language society.
The development of bahasa Indonesia still get a lot of obstacles either from within the speaker of the language itself or from speaker of other languages. Obstacle from within can be in the form of negative language attitude from the speaker of the language. whereas obstacle from others can be in the form of language interference from other languages being considered having more powerful language and higher language status as well as more important.
Key words: bilingualism, language society, culture and language diversity
Jalabahasa, Volume 8, Nomor 2, November 2012, halaman 164—173