PENERJEMAHAN THE DOG AND THE SHADOW VERSI YOHANES MURYADI
(The Translation of ‘The Dog and the Shadow’: Yohanes Muryadi’s Version)
Oleh/By:
Ika Inayati
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah
Jalan Elang Raya, Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Telepon 024-76744357, 70769945; Faksimile 024-76744358, 70799945
Pos-el: info@balaibahasajateng.web.id
Diterima: 24 September 2012, Disetujui: 26 Oktober 2012
ABSTRAK
The dog and the shadow adalah salah satu fabel Aesop karya sastra dunia yang banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan versi. Dalam bahasa Indonesia penulis menemukan versi terjemahan Yohanes Muryadi beredar luas di dunia maya. Fabel ini banyak digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Tulisan ini mengkaji kesalahan, metodologi, teknik, dan ideologi penerjemahan Yohanes Muryadi melalui hasil terjemahannya. Menggunakan metode deskriptif-kualitatif, penulis memadankan data dengan teori penerjemahan Newmark (1988) dan Venuti (1995). Penulis menemukan indikasi Yohanes Muryadi menggunakan metode adaptasi dan penerjemahan bebas, teknik tranposisi dan ideologi domestikasi. Beberapa kesalahan penerjemahan juga ditemukan walaupun hal tersebut kemudian terindikasi sebagai metode yang digunakan penerjemah sesuai dengan ideologi yang dia anut.
Kata kunci: The Dog and The Shadow, fabel Aesop, domestikasi
ABSTRACT
‘The dog and the shadow’ is one of the Aesop’s fables, the world-famous literary work which has been translated in many languages and versions. In Bahasa Indonesia, the writer found Yohanes Muryadi’s version of this fable widely exposed in the internet. This fable is usually being used to teach morals to children. This paper studies the mistake, method, technique, and ideology in Yohanes Muryadi’s translation. Using the qualitative-descriptive method, the writer correspond the data with the Newmark (1988) and Venuti (1955) theories as the reference. The writer found the indication that Yohanes Muryadi used the adaptation and free translation method, transposition technique and ideology of domestication in his translation. Some mistakes found in his translation although it was then indicated as part of his method in implementing the ideology.
Key words: The Dog and The Shadow, Aesop’s fable, domestication
Jalabahasa, Volume 8, Nomor 2, November 2012, halaman 116—125