(Speech Act “Refuse” in Javanese at Java Society in Surakarta)
Oleh/By:
Agus Rinto Basuki
Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya
Jalan Klampis Anom Ii Sukolilo, Surabaya
Telepon/Faksimile: (031) 5949945
Pos-el: rintoompong@ymail.com
Diterima: 24 September 2012, Disetujui: 22 Oktober 2012
ABSTRAK
Tiga tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut: (1) menggambarkan tindak tutur menolak dalam bahasa Jawa oleh masyarakat Jawa di Surakarta, (2) menjelaskan cara menolak dalam bahasa Jawa oleh masyarakat Jawa di Surakarta, dan (3) menggambarkan penanda lingual tindak tutur ‘menolak’ dalam bahasa Jawa oleh masyarakat Jawa di Surakarta. Tujuh teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) semantik dan pragmatik, (2) teori tindak tutur, (3) Teori kesopanan berbahasa, (4) konteks, (5) praduga, implikatur dan inferensi, (6) prinsip kerja sama dan ironi, (7) prinsip asosiasi masyarakat Jawa. Data penelitian ini adalah dialog yang berisi penolakan. Sampel yang digunakan adalah dialog yang tidak lengkap, namun sangat sesuai dengan konteksnya. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah merekam, mendengarkan, dan menulis. Data dianalisis dengan menggunakan metode kontekstual. Hasil penelitian ini menemukan sembilan cara menolak dalam bahasa Jawa, dengan berbagai penanda lingual.
Kata kunci: tindak tutur ‘menolak’, cara menolak, penanda lingual, dan aturan pragmatis
ABSTRACT
Three objectives of the research are, as follows ; (1) Describing many matters that is refused in Javanese by Java Society in Surakarta , (2) Describing ways of refusing in Javanese by Java Society in Surakarta , and (3) Describing lingual markers of ‘refusing’ speech act in Javanese by Java society in Surakarta . Seven theories are applied in this research : (1) Semantics and Pragmatics, (2) Speech Act Theory, (3) Language Politeness Theory, (4) Context, (5) Presupposition, Implicature and Inference, (6) Cooperative and Irony Principles, (7) The Association Principles of Java Society. The data of the research are dialogues that contains refusal. The sample are dialogues that not complete, but significant to its context. The data collecting techniques are recording, listening and writing. The data analized by using contextual method. The result of the research at least found nine ways of refusing in Javanese, with many various of lingual markers.
Key words: ‘Refusing’ Speech act, Ways of refusing, Lingual Marker, and Pragmatic rules
Jalabahasa, Volume 8, Nomor 2, November 2012, halaman 126—141