UNGKAPAN FATIS PEMBUKA DAN PENUTUP PERCAKAPAN DALAM MASYARAKAT SUNDA
(Opening and Closing Phatic Expression of Communication
in Sundanese Community)
Oleh/By:
Riani
Balai Bahasa Yogyakarta
Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 34 Yogyakarta
Telepon: (0274) 562070, Faksimile: (0274) 580667
Pos-el: tehriani@gmail.com
Diterima: 10 Septermber 2012; Disetujui: 8 Oktober 2012
ABSTRAK
Ungkapan fatis sebagai salah satu bentuk tuturan ekspresif memiliki peranan penting dalam berkomunikasi sebagaimana ditekankan oleh Malinowski (1923) terutama untuk menjaga keakraban dan kesantunan. Makalah ini meneliti tentang ungkapan fatis yang digunakan sebagai pembuka dan penutup percakapan dalam situasi percakapan pada masyarakat Sunda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, penggunaan, dan makna kearifan lokal dalam ungkapan fatis. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyimak, merekam, mencatat, menganalisis, dan menginterpretasikan ungkapan fatis. Hasil penelitian mengungkapkan berbagai bentuk beserta variasi penggunaan ungkapan fatis, misalnya ungkapan punten. Ungkapan ini berfungsi untuk memulai percakapan, meminta ijin, dan meminta maaf. Dari makna ungkapan fatis diketahui bagaimana karakter masyarakat Sunda yang menghargai dan menghormati mitra tuturnya dengan menggunakan ungkapan fatis sebagai salah satu bentuk kesopanan.
Kata kunci: ungkapan fatis, kearifan lokal, masyarakat Sunda
ABSTRACT
Phatic expression is one of expressive speech forms that has important role in communication as highlighted by Malinowski (1923) particularly in keeping intimacy and politeness. This paper investigates phatic expression which is used to open and to close communication in Sundanese community. The research is aimed at describing form, useability, and local wisdom value inscribed in opening and closing phatic expression. The research is carried out by listening, recording, noting, analyzing, and interpreting phatic expression. The result of research shows that there are different forms and various phatic expression usabilities, such as punten expression. This expression functions to start conversation, ask permission, and apologize. From phatic expression meaning reveals how Sundanese community character in respecting and honouring other speech parthner by using phatic expression as one of politeness forms.
Key words: phatic expression, local wisdom, Sundanese community
Jalabahasa, Volume 8, Nomor 2, November 2012, halaman 154—163