Balai Bahasa Jawa Tengah Menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pemasyarakatan Bahasa dan Sastra 2013
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pemasyarakatan Bahasa dan Sastra pada Senin—Selasa, 19—20 Agustus 2013, bertempat di Hotel Santika Premiere, Jalan Pandanaran No. 116—120, Semarang. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo. Kegiatan yang diketuai Drs. Suryo Handono, M.Pd. tersebut diikuti perwakilan dari dinas pendidikan, perguruan tinggi, dan lembaga di Jawa Tengah.
Selain Gubernur Jawa Tengah, acara pembukaan juga dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang diwakili oleh Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dan sejumlah tamu undangan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pendidikan Kabupaten-Kota di Jawa Tengah, Pimpinan Universitas di Jawa Tengah, Pimpinan lembaga di Jawa Tengah, Ketua Organisasi Kemasyarakatan yang bergerak di bidang pembinaan dan peningkatan mutu pemakaian bahasa di Jawa Tengah, serta peninjau dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Tengah, H. Bibit Waluyo, menyarankan agar pembinaan bahasa diimplementasikan melalui program pendidikan, seperti kurikulum bahasa Jawa. Beliau juga menyatakan bahwa bahasa dan sastra bisa menyejahterakan bangsa jika dikelola dengan baik. Pada kesempatan itu, Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Dra. H. Yeyen Maryani, M.Hum., menyampaikan bahwa bahasa daerah merupakan identitas daerah, bahasa asing merupakan identitas asing, dan pengaruh asing tidak selalu positif. Rapat koordinasi yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah merupakan kelanjutan dari rapat koordinasi nasional sebagai tindak lanjut pemasyarakatan bahasa dan sastra yang juga berkaitan dengan bahasa asing.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Pardi Suratno, M.Hum., dalam sambutannya menyampaikan bahwa bahasa Indonesia merupakan identitas dan media pemersatu bangsa. Sementara itu, bahasa daerah yang ada di Jawa Tengah yaitu bahasa Jawa merupakan identitas Jawa Tengah. “Bahasa merupakan wadah kebudayaan dan pemikiran masyarakat. Jika bahasa Indonesia semakin terpinggirkan, sudah pasti budaya Indonesia akan semakin menjauh dari kehidupan masyarakat dan bangsa. Jika bahasa Jawa hilang, budaya Jawa akan menghilang dari kehidupan masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan terlepas dari akar budayanya. Masyarakat yang tidak memiliki kaitan dengan budaya lokal dan nasionalnya sudah pasti akan mengalami kesulitan mencari jati dirinya”, kata Drs. Pardi Suratno, M.Hum.
Dalam kegiatan tersebut dipaparkan beberapa materi yang meliputi “Bahasa dan Identitas Bangsa” disampaikan oleh Dra. H. Yeyen Maryani, M.Hum. (Kepala Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pelindungan Bahasa), “Upaya Pemartabatan Bahasa Indonesia dan Daerah melalui Kerja Sama” oleh Prof. Dr. Rustono (Universitas Negeri Semarang), dan “Pembinaan Bahasa Indonesia di Jawa Tengah: Kenyataan dan Harapan” yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hanna, M.Pd. (Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara). Setelah mendengarkan pemaparan materi dari ketiga narasumber tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan penyusunan program perencanaan dan pemasyarakatan bahasa dan sastra.
Adapun hasil rakor dibacakan oleh Drs. Sarpan, M.M., M.Si. dari Dinas Pendidikan Kabupaten Pati dan diserahkan kepada Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. “Rapat Koordinasi Pemasyarakatan Bahasa dan Sastra dapat dijadikan ajang dalam membina dan memasyarakatkan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa demi kemajuan Jawa Tengah”, kata Drs. Pardi Suratno, M.Hum. saat menutup secara resmi kegiatan tersebut.