Siaran Bina Bahasa dan Sastra di RRI Semarang: Sastra Terjemahan Memperkaya Khazanah Sastra Indonesia
Siaran Bina Bahasa dan Sastra Indonesia yang rutin mengudara setiap Selasa kali ini mengangkat topik “Sastra Terjemahan Memperkaya Khazanah Sastra Indonesia”. Materi tersebut disampaikan pada siaran interaktif tanggal 29 Oktober 2013 oleh Desi Ari Pressanti, S.S. dan Retno Hendrastuti, S.S., M.Hum. Acara yang berlangsung pada pukul 20.00-21.00 tersebut dipandu oleh Saudari Riri Murikah.
Pada kesempatan itu Desi Ari Pressanti menyatakan bahwa sastra terjemahan bukan hanya karya sastra berbahasa asing kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, melainkan juga sastra daerah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam sastra terjemahan, penerjemah hanya mengubah bahasanya, sedangkan unsur-unsur di dalamnya, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik, tidak boleh diubah. Penerjemah karya sastra harus jeli dan cermat dalam memilih kata agar maksud pengarang dapat tersampaikan kepada pembaca. Apabila pengalihbahasaan dilakukan dengan cara menceritakan kembali secara bebas berdasarkan garis besar cerita, termasuk unsur intrinsik dan ekstrinsik, karya sastra ini disebut juga dengan karya sastra saduran.
Pada siaran tersebut dinyatakan bahwa membaca dan memahami karya sastra terjemahan dapat memperkaya wawasan dan khazanah pengetahuan. Hal ini tidak hanya berlaku dalam penerjemahan bahasa asing, tetapi juga penerjemahan bahasa daerah, termasuk bahasa Jawa. Dengan membaca sastra terjemahan, pembaca dapat mengenali budaya asing ataupun daerah dan menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.