Pemakaian Kata Peretas
oleh Emma Maemunah
Mengawali tahun 2013, dunia informatika dikejutkan oleh terbongkarnya kasus peretasan situs Presiden SBY. Masyarakat mungkin lebih mengenal istilah hacker daripada peretas. Peretas berasal dari kata dasar retas yang memiliki arti ‘sudah putus benang jahitannya’; ‘terbuka jahitannya’. Meretas berarti ‘memutuskan benang-benang pada jahitan’; ‘membuka (surat) dengan pisau’; ‘membedah atau membelah kulit (karung dan sebagainya)’; ‘menebangi pohon untuk membuat jalan’; ‘merintis’; ‘merentas’; ‘menembus dengan merusak dinding dan sebagainya’ (KBBI, 2008: 1171). Kata retas memiliki makna yang luas dan bergantung pada konteks yang menyertainya. Apabila dihubungkan dengan konteks informatika, laman, dan dunia sibernetika lainnya, peretas adalah orang yang dapat menerobos masuk ke dalam situs atau blog seseorang dengan cara memecahkan kode-kode atau sandi-sandi melalui jaringan komputer atau internet.
Menilik perluasan makna kata retas yang lain terlihat pada judul sebuah tulisan “Meretas Aksara di Belantara.” Tulisan tersebut menceritakan Warsi yang menyebarkan pendidikan di kalangan Orang Rimba Nioma, sebuah komunitas asli Jambi yang hidup di hutan dataran rendah. Orang Rimba mendiami kawasan pedalaman di antara hulu-hulu sungai anak Batanghari, yang dahulu merupakan wilayah yang terisolasi dan sulit dijangkau. Warsi memberikan pendidikan kepada Orang Rimba Nioma sehingga mereka terbebas dari buta aksara dan memiliki keterampilan baca tulis dan hitung. Warsi juga menjembatani mereka untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah-sekolah formal. Dengan demikian, Warsi dapat disebut sebagai seorang peretas pendidikan di komunitas asli Jambi. Dia telah meretas jalan dengan menembus wilayah Orang Rimba yang terisolasi menjadi wilayah yang terbuka dan memberikan pendidikan kepada mereka sehingga mereka menjadi melek aksara.
Selain pada judul tulisan di atas, perluasan makna kata retas yang lain tampak pada dua contoh berikut.
(1) Saya akan coba meretas kisruh yang melanda PSSI dengan cara memberikan pendapat dan pikiran saya terhadap indikasi-indikasi permasalahan yang ada.
Penutur pada contoh (1) mungkin seorang pemerhati persepakbolaan sehingga dia dapat meretas jalinan benang-benang kusut yang menyelimuti PSSI untuk mendapatkan solusi atas masalah yang sedang melanda PSSI tersebut.
(2) Meretas asa menuju sekolah adiwiyata tampak dari kedatangan tim penilai dari BLH Kota Denpasar pada tanggal 17 Januari 2013 lalu ke SD Peguyangan di Jalan Ahmad Yani Utara, Kota Denpasar.
Pada contoh (2), meretas bermakna mewujudkan asa Sekolah Dasar 1 Peguyangan Kota Denpasar, Bali menjadi sekolah yang berbudaya dan berwawasan lingkungan.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari—Februari 2013