Saga dan Sage
oleh Sutarsih
Saga dan sage sepintas lalu adalah kata yang sama. Akan tetapi, setelah dicermati kedua kata tersebut berbeda dari segi penulisannya, yaitu terdapat perbedaan pada huruf vokal di akhir kedua kata tersebut. Namun, apakah perbedaan huruf vokal di akhir kata tersebut mengindikasikan bahwa kedua kata tersebut adalah dua kata yang sama ataukah kedua kata tersebut merupakan kata yang berbeda. Oleh karena itu, berikut penjelasan perihal saga dan sage.
Saga dan sage merupakan istilah bidang sastra. Keduanya merupakan istilah yang berbeda dan merujuk pada hal yang berbeda pula. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008:1200) saga merupakan cerita rakyat (berdasarkan peristiwa sejarah yang telah bercampur fantasi rakyat), prosa kisahan lama yang bersifat legenda tentang kepahlawanan keluarga yang terkenal, atau petualangan yang mengagumkan. Sementara itu, dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004:702) saga ialah hasil sastra lama yang mengisahkan kehidupan seorang pahlawan atau keluarga yang terkenal, atau menceritakan suatu petualangan yang mengagumkan. Semula saga adalah cerita-cerita prosa dari Islandia yang bersifat sastra lisan, tetapi pada abad ke-12 sampai abad ke-14 mulai dicatat. Saga bertema dendam antarkeluarga, mencerminkan kehidupan tentang tokoh-tokoh legendaris, kehidupan keluarga-keluarga yang mulai menetap di pulau itu, atau tentang kehidupan raja-raja dari Norwegia dan Denmark. Dalam perkembangannya kini istilah saga kadang dipakai untuk merujuk pada suatu roman yang menceritakan riwayat berbagai generasi, seperti ”Forsyte Saga” oleh John Galsworthy.
Dalam KBBI Edisi Keempat (2008:1200) sage didefinisikan sebagai cerita rakyat berdasarkan cerita sejarah yang sudah ditambah imajinasi masyarakat. Sementara itu, dalam Ensiklopedi Sastra Indonesia (2004:703) sage berasal dari kata Jerman, “was gesagt wird” yang berarti ‘apa yang diucapkan’. Sage merupakan cerita lisan yang intinya historis dan terjadi di suatu tempat tertentu dan pada zaman tertentu pula. Sage ada yang menceritakan roh halus, ahli sihir, setan-setan, atau tokoh historis (penyamun, pahlawan, dsb.). Pada intinya sage selalu ada ketegangan antara dunia manusia dan dunia gaib yang ironisnya, manusia selalu kalah. Berbeda halnya dengan saga yang mengisahkan petualangan hidup seorang pahlawan atau keluarga yang mengagumkan.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Maret—April 2013