Senonoh dan Seronok

Share link

oleh Sunarti

 

Kata senonoh  dan seronok dianggap berkonotasi negatif oleh sebagian penutur bahasa Indonesia. Pemaknaan negatif tersebut terjadi karena penutur bahasa Indonesia kurang atau tidak mengetahui arti sebenarnya kedua kata tersebut. Akibatnya, kata senonoh dan seronok dimaknai terbalik, sebagaimana pemaknaan terbalik terhadap kata acuh dan bergeming. Kata acuh yang berarti ‘peduli, mengindahkan’ diartikan terbalik menjadi ‘tidak peduli’. Demikian pula kata bergeming yang berarti ‘diam saja, tidak bergerak sedikit pun’ diartikan terbalik menjadi ‘tidak diam’. Hal ini terjadi pula pada kata senonoh dan seronok.

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa senonoh berarti ‘patut, sopan’ (2008:1039). Pemakaian kata senonoh di dalam kalimat biasanya didahului oleh kata tidak atau kurang sehingga terbentuk frasa tidak senonoh atau kurang senonoh. Pemakaian kata senonoh dalam kalimat tanpa didahului oleh kata tidak atau kurang hampir tidak ditemukan. Mengacu pada arti kata senonoh tersebut, frasa tidak senonoh  berarti ‘tidak patut’, ‘tidak sopan’ dan kurang senonoh berarti ‘kurang sopan’, ‘kurang patut’. 

(1)   Perbuatan tidak senonoh yang dilakukan pegawai itu merusak nama baiknya.

(2)   Anak itu kurang senonoh dalam berpakaian.

Arti kata tidak senonoh dan kurang senonoh pada kedua kalimat tersebut dapat dipahami langsung oleh pembaca, yaitu tidak senonoh berarti ‘tidak sopan’ dan kurang senonoh berarti ‘kurang sopan’. Namun, sebagian pembaca akan sulit menerima kalimat berikut ini.

(3)   Perilaku anak itu senonoh.

Kata senonoh pada kalimat tersebut bermakna ‘sopan’. Sebagaimana kata senonoh, sebagian penutur mengartikan kata seronok secara terbalik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa seronok berarti ‘menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dsb)’ (2008:1051). Akan tetapi, sebagian penutur mengartikan kata seronok secara terbalik, yaitu ‘tidak pantas dilihat’, ‘cabul’, atau ‘melanggar kesopanan’.

 

Perhatikan kalimat berikut ini.

(4)   Penampilan anak itu seronok.

Orang yang tidak mengetahui arti kata seronok akan memaknai kalimat tersebut terbalik sehingga kalimat dianggap sama dengan kalimat berikut.

(5)   Penampilan anak itu tidak pantas dilihat.

atau

(6)   Penampilan anak itu melanggar kesopanan.

 

Oleh karena itu, perlu diluruskan bahwa seronok pada kalimat (4) berarti ‘sedap dilihat’ sehingga kalimat (4) tersebut maknanya sama dengan kalimat (7) berikut.

(7)  Penampilan anak itu sedap dilihat.

 

 

 

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 4, JuliAgustus 2013


Share link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top