Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Sekretariat Pendaftaran Peserta Kongres Kebudayaan Jawa 2014

Peran kebudayaan Jawa ternyata bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat Jawa. Lebih dari itu, Kebudayaan Jawa berperan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia, yakni sebagai perekat persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Reaktualisasi kebudayaan Jawa diperlukan agar tercipta keharmonisan di dalam masyarakat Jawa, juga bangsa Indonesia. Suasana yang harmonis akan melahirkan pemahaman kesantunan, keramahan, dan budi pekerti bangsa.

Untuk mereaktualisasikan peran kebudayaan Jawa, Yayasan Kanthil Jawa Tengah akan menyelenggarakan Kongres Kebudayaan Jawa pada 10—13 November 2014 di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Dalam penyelenggaraan kongres tersebut, Yayasan Kanthil Jawa Tengah menggandeng Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah sebagai mitra dalam pengembangan dan pelestarian budaya Jawa di Jawa Tengah. Dalam kesempatan penyelenggaraan Kongres Kebudayaan Jawa 2014 ini, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah ditunjuk menjadi tempat pendaftaran peserta kongres.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Pardi Suratno, M.Hum., saat ditemui di kantornya, Jalan Elang Raya Nomor 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang, mengatakan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah telah melakukan kerja sama dengan banyak instansi di Jawa Tengah, baik negeri maupun swasta. ”Oleh karena itu, kerja sama yang harmonis antara Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah beserta UPTD di Jawa Tengah, perguruan tinggi di Jawa Tengah, baik negeri maupun swasta, Pemerintah Kabupaten di Jawa Tengah bersama dinas-dinas terkait, serta sanggar-sangar budaya di Jawa Tengah tentu menjadi pertimbangan Yayasan Kanthil untuk bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah,” tandas Drs. Pardi, M.Hum.

Untuk memublikasikan kongres dengan tema ”Revitalisasi Nilai-Nilai dalam Kebudayaan Jawa yang Relevan untuk Kejayaan Bangsa dan Negara” tersebut, panitia telah mengadakan temu media pada Rabu, 16 Juli 2014, di Hotel Pandanaran Semarang. Pada konferensi pers yang diikuti sejumlah wartawan dari media di Jawa Tengah tersebut, hadir panitia kongres, antara lain, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Pardi Suratno, M.Hum.; Ketua Umum Kongres, H. Mardiyanto; dan Ketua Pelaksana Kongres, Prof. Dr. Dr. Soetomo W.E.

Ketua Umum Kongres yang juga mantan Menteri Dalam Negeri, H. Mardiyanto, mengatakan bahwa kebudayaan Jawa sangat berat untuk bersaing dengan budaya luar atau budaya asing yang memang penetrasinya sangat luar biasa. ”Oleh karena itu, kita mempunyai kesadaran untuk membangun kebudayaan melalui kegiatan kongres budaya Jawa kali ini,” tegas H. Mardiyanto.

Ketua Pelaksana Kongres Kebudayaan Jawa, Prof. Dr. Dr. Soetomo W.E. menyatakan bahwa Kongres Kebudayaan Jawa 2014 merupakan Kongres Kebudayaan Jawa yang kedua setelah Kongres Kebudayaan Jawa yang pertama pada tahun 1918 di Mangkunegara. ”Kalau dari sejarah Jawa, ya kongres yang kedua,” tandas Prof. Dr. Dr. Soetmo W.E.

Prof. Dr. Dr. Soetomo W.E. yang juga Ketua Yayasan Kanthil itu menyatakan bahwa ada delapan topik yang akan dibahas dalam kongres, yaitu kondisi bahasa dan sastra Jawa, kesenian tradisional, arsitektur, religi Jawa, karya budaya Jawa, adat dan tradisi Jawa, kepemimpinan Jawa, budi pekerti Jawa/kearifan lokal Jawa. ”Karya budaya Jawa, seperti wayang dan keris, dihargai dan diklaim oleh orang lain. Kita malah tidak mengurusnya. Ini kan memprihatinkan,” kata Prof. Dr. Dr. Soetomo W.E.

Kongres Kebudayaan Jawa ini mengundang peserta dari berbagai kalangan. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, calon peserta bisa menghubungi panitia di Balai Bahasa Provinsi Jateng, Jalan Elang Raya Nomor 1, Mangunharjo, Tembalang, telepon 024-76744357, 70769945, 76744356, atau 082221807570 (Umi Farida), 085842032930 (Esti Apisari).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas