Kumpulan Puisi: Bersiap Menjadi Dongeng
Judul : Kumpulan Puisi: Bersiap Menjadi Dongeng
Pengarang : Mukti Sutarman Espe
Penerbit : Pustaka KPK (terbit I April 2013, terbit II Juni 2013)
Tebal : 167 hlm. + vii
Ukuran : 12 x 20 cm
Buku Kumpulan Puisi: Bersiap Menjadi Dongeng memuat puisi karya Mukti Sutarman, pengarang sastra Indonesia di Kudus, Jawa Tengah. Dilihat dari kuantitas, pengarang yang berpenampilan nyentrik ini tergolong sebagai penyair yang produktif. Buku ini pun terkesan unik. Dapat diduga, Mukti Sutarman mengharapkan hadirnya pengakuan atas keberadaannya sebagai pengarang melalui antologi puisi berjudul Bersiap Menjadi Dongeng ini. Pembaca dapat menyimpulkan keinginan itu dengan menyimak banyaknya orang yang memberikan komentar atas penerbitan antologi ini, yakni lebih dari dua puluh orang. Teknik seperti itu tidak keliru. Akan tetapi, parade komentar seperti itu tidak terlalu elok dibaca. Seperti layaknya komentar dalam sebuah terbitan, dapat dipastikan bahwa semua komentator memberikan sanjungan atas penerbitan karya semacam ini. Jika tidak disikapi secara arif, tidak menutup kemungkinan hal itu dapat menjadi penyebab berakhirnya kreativitas pengarang. Keunikan kedua adalah pengambilan judul antologi yang didasarkan atas kelompok puisi dalam buku ini dan dikemas berdasarkan waktu penciptaan. Puisi dalam kelompok Bersiap merupakan puisi tahun 1981—1999, Menjadi memuat puisi yang digubah tahun 2000—2006, sedangkan puisi yang dirangkum dalam Dongeng merupakan puisi ciptaan Mukti Sutarman tahun 2007—2013. Jadi, antologi puisi berjudul Bersiap Menjadi Dongeng memuat karya-karya Mukti Sutarman sejak 1981 sampai dengan 2013. Antologi tersebut memuat 177 puisi karya penyair Kudus selama kurun waktu 32 tahun. Pembaca akan mendapatkan banyak pengetahuan ketika menyusuri dinamika pemikiran pengarang Mukti Sutarman melalui puisi-puisinya yang variatif, baik dari segi persoalan maupun pemanfaatan ungkapan dan warna bahasa. Buku ini dapat memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah (a) mendorong pengarang pemula untuk terus meningkatkan karya-karyanya dan (b) mendewasakan pembaca dari variasi persoalan dalam puisi Mukti Sutarman. Selamat menikmati! (Pardi Suratno, pemerhati sastra di Jawa Tengah, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah).