Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Propaganda Politik
Judul : Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Propaganda Politik
Pengarang : Suryo Handono, dkk.
Penerbit : Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, 2013
Tebal : 127 hlm. + xii
Ukuran : 14 x 21 cm
Setiap peristiwa politik di semua negara atau wilayah pasti memiliki korelasi terhadap pemakaian bahasa. Tidak terkecuali di Indonesia pada masa pemilihan pemimpin negara, seperti pemilihan bupati, gubernur, dewan perwakilan rakyat, dan pemilihan presiden. Pemakaian bahasa Indonesia dalam konteks politik dapat berfungsi sebagai alat komunikasi politik, baik terkait dengan peserta pemilihan maupun lembaga pelaksana dan pengawas pemilihan. Buku ini merekam pemakaian bahasa sebagai media propaganda politik di Jawa Tengah pada Pemilu 2009. Kajian pada buku ini mendasarkan pada pemakaian bahasa politik beda secara tulis maupun lisan. Secara lisan, data pemakaian bahasa politik diambil dari siaran radio dan televisi. Sementara itu, data pemakaian bahasa politik secara tulis berupa pemakaian bahasa di surat kabar, internet, baliho, kain rentang atau spanduk, dan selebaran. Berdasarkan identifikasi data dapat diketahui bahwa bahasa Indonesia dalam propaganda politik pada Pemilu 2009 memiliki ciri adanya pemakaian bahasa yang formal, informal, bersifat ajakan, imbauan, harapan, dan pemahaman. Hal itu disampaikan oleh calon peserta pemilihan maupun partai politik tempat calon bernaung. Tidak sedikit partai politik dan calon peserta pemilihan memakai bahasa Jawa (sebagai bahasa rakyat masyarakat Jawa Tengah). Kenyataan itu bertujuan untuk mendekatkan perasaan masyarakat pemilih yang berlatar belakang bahasa Jawa dengan partai politik atau calon peserta pemilihan. Buku ini perlu dibaca oleh berbagai pihak, terutama masyarakat sebagai pemilih, calon peserta pemilihan, dan partai politik yang memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam pemilihan pada masa mendatang. Dengan demikian, pihak-pihak tersebut dapat memanfaatkan bahasa Indonesia sesuai dengan keinginannya dalam kaitannya dengan situasi politik. Di samping itu, pemerhati masalah politik, hukum, sosial, komunikasi, dan sebagainya perlu membaca buku ini untuk mengembangkan wawasannya (Pardi Suratno, pembina bahasa bekerja di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah).