Resensi Kamus Indonesia-Jawa

Judul             : Kamus Indonesia-Jawa

Pengarang     : Kahar Dwi Prihantono, dkk.

Penerbit         : Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, 2013

Tebal             :  234  hlm. + xvi

Ukuran          :  14  x 21 cm

 

Perilaku berbahasa Jawa  dalam masyarakat telah terjadi pergeseran. Pergeseran itu terutama terjadi pada anak muda dan pemula, tetapi berlatar belakang non-bahasa Jawa. Dahulu seseorang belajar bahasa Indonesia dari pemahaman bahasa daerah, yakni bahasa Jawa. Namun, dewasa ini seseorang belajar  bahasa Jawa dari bahasa Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Jawa dewasa ini tampak sebagai bahasa Indonesia yang dijawakan. Padahal, secara karakteristik, struktur dan gaya ungkap bahasa Jawa berbeda dengan bahasa Indonesia. Pergeseran perilaku berbahasa Jawa itu menuntut kehadiran kamus untuk mendukung pembelajaran berbahasa Jawa. Kehadiran Kamus Indonesia—Jawa (2013) dapat membantu penutur bahasa Indonesia dalam memulai belajar berbahasa Jawa. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah berinisiatif menyusun dan menerbitkan Kamus Indonesia—Jawa yang memuat entri atau lema bahasa Indonesia dengan diberi padanan dalam bahasa Jawa. Kelebihan kamus ini dibanding dengan kamus secara umum adalah setiap lema yang dipadankan dalam bahasa Jawa disertai dengan contoh kalimat. Lebih dari itu, contoh kalimat dalam bahasa Indonesia tersebut juga diterjemahkan dalam bahasa Jawa. Dengan demikian, pembaca dapat belajar mencari padanan kata bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa. Selain itu, pembaca dapat belajar memakai sebuah kata dalam kalimat berbahasa Jawa. Selanjutnya, kamus ini yang dilengkapi dengan kategori kelas kata pada setiap lema. Oleh karena itu, pembaca dengan mudah dapat mencermati sebuah kata atau lema termasuk kategori kelas katanya. Hal itu memberikan kemudahan bagi pembaca dalam menyusun kalimat berbahasa Jawa. Penyusunan kalimat ditentukan oleh struktur kalimat. Sementara itu, struktur kalimat harus memperhatikan jenis atau kategori kelas kata tertentu sebagai pendukung kalimat. Sudah pasti kamus ini memiliki kekurangan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk itu, pemanfaatan kamus ini perlu ditopang dengan kamus bahasa Jawa lainnya, misalnya Bausastra—Jawa karangan W.J.S. Poerwadarminta dan Bausastra Jawa terbitan Balai Bahasa Yogyakarta. Selamat membaca (Pardi Suratno, pemerhati bahasa Jawa di Jawa Tengah).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas