Judul : Wajah-Wajah Jawa (Faces of Jawa)
Pengarang : Iman Budi Santosa
Penerbit : Playing Island Books, 2013
Tebal : 88 hlm. vii
Ukuran : 10 x 14 cm
Buku antologi puisi berjudul Wajah-Wajah Jawa ini memuat karya Iman Budi Santosa, seorang penyair dan cerpenis yang tinggal di Yogyakarta. Dia merupakan pengarang senior yang memiliki penggemar tersendiri. Tidak dapat dipungkiri bahwa Iman Budi Santosa memiliki darah pengarang dari orang tuanya yang sangat menonjol dalam sejarah perjalanan sastra Jawa. Buku antologi kecil ini terasa istimewa karena semua puisi karya Iman Budi Santosa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Kit Kelen dan C.S. Malilang. Penerjemahan ini pasti memiliki sumbangan yang memadai bagi distribusi pemikiran pengarang yang lebih luas. Setidaknya, puisi-puisinya memiliki wilayah pembaca yang lebih luas. Selanjutnya, upaya sejenis perlu dilakukan oleh banyak pihak (pengarang, penulis buku, budayawan, dll.) sehingga pemikiran kaum intelektual Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat internasional. Antologi ini memuat 34 puisi karya Iman Budi Santosa, yang kesemuanya disertai terjemahan. Puisi-puisi tersebut adalah Puisi Pagi Seorang Penganggur, Aaaahhhh, Elegi Manusia Kaca, Perempuan di Pintu Lokalisasi, Lagu Orang Bukit, Riwayat Penari, Malioboro Malam Hari, Nini-Nini Dukun Bayi, Kemenangan Seorang Buruh Harian, Tamu di Ruang Operator, Pengemis Minggu Kotabaru, Orang-Orang Becak Prawirotaman, Orang-Orang Pasar Malam Petang sebelum Berdandan, Tentang Seorang Bayi yang Dibuang ke Pasar Malam, Orang-Orang Perak Kotagede, Perempuan-Perempuan Pasar sebelum Matahari Bersinar, Perjalanan Pemijat Buta dari Penginapan ke Penginapan, Hari ini Masih Ada Demonstrasi, Orang-Orang Sepeda Bantul-Yogya, Orang-Orang Tanah Gerabah Kasongan, Orang-Orang Trah, Anak-Anak Sapu Makam Pohpitu, Jakarta di Dada Mei Hwa, Perjalanan Kereta Angan-Angan Si Badu, Buruh-Buruh Bangunan Pagi Hari, Kisah Perburuan Belalang Anak-Anak Kecamatan Panggang, Setangkai Bunga Buat Ibu Guru TK, Lewat Setengah Abad, Belajar pada Siang pada Malam, Ana Dina Ana Upa, Bocah Alang-Alang Pelabuhan Ikan Pekalongan, Di Sebuah Makam Tanpa Nama, dan Bersama Kursi Tua di Beranda. Jika dicermati judul antologi ini diambil dari nuansa lukisan kehidupan orang-orang yang tertuang dalam puisi Iman Budi Santosa. Tidak dapat dibantah lagi Iman Budi Santosa hendak memotret kehidupan riil masyarakat Jawa, khususnya orang-orang Jogja, terutama mereka yang hidup sederhana dalam latar Jawa. Sungguh ini adalah potret kehidupan masyarakat bawah yang lahir dari pengarang yang mau turun melihat, merasakan, dan akhirnya memotret kehidupan Jogja. Kesahajaan puisi ini juga potret dari kesahajaan penyairnya, yakni Iman Budi Santosa, setidaknya menurut pemahaman saya kepada sahabat yang fokus berkarya sampai hari ini sejak lama. Selamat menyelami kehidupan masyarakat melalui lukisan dalam Wajah-Wajah Jawa (Pardi Suratno, pemerhati sastra, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah).