Penghargaan Prasidatama 2014: Dari yang Muda Energik hingga yang Senior Tersohor

 

Kreativitas memang tidak memandang usia. Tokoh dan sastrawan muda bisa lebih kreatif daripada tokoh yang lebih tua. Akan tetapi, tokoh dan sastrawan muda ternyata tetap mengagumi tokoh yang lebih tua. Itulah pemandangan yang terlihat saat digelar Penganugerahan Penghargaan Bahasa dan Sastra Prasidatama 2014. Afifah Afra Amatullah—yang menerima penghargaan Prasidatama sebagai sastrawan Indonesia—tampak senang bertemu dengan sosok sastrawan H. Ahmad Tohari yang tersohor dan tidak mengenal usia dalam berkreasi. Dengan bergegas perempuan yang memiliki nama asli Yeni Mulati Sucipto itu menghampiri H. Ahmad Tohari untuk berfoto bersama. “Sebagai kenang-kenangan karena saya sudah mengenal sosok Bapak Ahmad Tohari melalui karya-karya beliau yang monumental,” katanya.

Berbeda dengan Afifah Afra, Heri Candra Santoso-yang memperoleh penghargaan Prasidatama sebagai penggiat bahasa dan sastra-berbinar saat bertemu dengan Widyo Babahe Leksono, penerima penghargaan kategori sastrawan Jawa. Heri tampak sumringah karena bisa bertemu dengan teman seperjuangannya dalam berkiprah menggelorakan semangat bersastra itu. Bagi Heri, sosok Babahe Leksono bisa menjadi mitra yang strategis dalam pengembangan bahasa dan sastra di Jawa Tengah. “Tidak menyangka saya bisa bertemu dengan Babahe di sini. Beberapa kali saya melaksanakan kegiatan sastra bersama beliau,” jelasnya. Heri pun tidak mau menyia-nyiakan kebersamaan tersebut untuk mengabadikan kenangan itu dengan berfoto bersama.

Sementara itu, di tempat terpisah saat ditemui di kantornya di Kudus, Bapak Thomas Budi Santoso menerima tim laman ini dengan ramah. Dengan merendah Direktur PT Djarum Kudus ini menyatakan bahwa dirinya belum pantas menerima penghargaan sebagai penggiat bahasa dan sastra. Namun, Bapak Thomas mengapresiasi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah yang berupaya memberikan penghargaan kepada tokoh, sastrawan, dan penggiat bahasa dan sastra di Jawa Tengah. “Kalau itu sudah menjadi keputusan dewan juri, ya saya akan hadir dalam penyerahan penghargaan di Semarang,” katanya.

Bapak Thomas menjelaskan bahwa kini Teater Djarum – Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kudus menyelenggarakan Festival Teater Pelajar (FTP) 2014. “November 2014 Festival Teater Pelajar ini akan digelar. Festival ini dimaksudkan untuk mengapresiasi keseriusan berteater yang telah ditunjukkan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Kudus. Festival ini juga menjadi media pendukung dalam membentuk karakter siswa yang positif,” tandasnya. Bapak Thomas menambahkan bahwa di Kudus akan dibangun sebuah gedung kesenian yang representatif untuk ruang apresiasi seni dan sastra. “Sudah dilakukan studi banding ke Taman Ismail Marzuki agar gedung kesenian yang dibangun nanti representatif untuk berkesenian,” lanjutnya.

Seperti diberitakan, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang memiliki dedikasi dalam mencipta karya sastra serta menggerakkan masyarakat untuk lebih mencintai bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa. Penghargaan yang diberi nama Prasidatama itu diserahkan oleh Gubernur Jawa Tengah, H. Ganjar Pranowo, pada pada Senin, 3 November 2014, di Universitas Negeri Semarang. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Pardi Suratno, M.Hum., menyatakan bahwa penghargaan Prasidatama diberikan untuk memberikan penghargaan kepada sastrawan dan tokoh yang memiliki dedikasi dan semangat yang tinggi untuk berkarya di bidang bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa. “Kami berharap penerima penghargaan akan terus berkarya dan memberi kebermanfaatan lebih luas. Dengan berbekal semangat untuk menghargai putra terbaik Jawa Tengah, kami akan rutin memberi penghargaan,” tegasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Ganjar Pranowo, menyatakan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah telah membantu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa di Jawa Tengah. “Tokoh-tokoh ini telah berjasa dalam bidang bahasa dan sastra di Jawa Tengah,” jelasnya.

Penghargaan Prasidatama 2014 untuk kategori tokoh bahasa Indonesia diberikan kepada Prof. Dr. Liek Wilardjo (Guru Besar UKSW Salatiga), Amir Machmud N.S. (Pemimpin Redaksi Suara Merdeka), dan Prof. Dr. H. Gunarto, S.H., M.Hum. (Guru Besar Universitas Islam Sultan Agung). Adapun untuk kategori tokoh bahasa Jawa, penghargaan diberikan kepada Dr. Bambang Sadono, S.H., M.H. (anggota DPD RI), H. Mardiyanto (mantan Gubernur Jawa Tengah), dan Drs. Hadi Supeno, M.Sc. (Wakil Bupati Banjarnegara). Untuk kategori tokoh sastra Indonesia, penghargaan diberikan kepada H. Ahmad Tohari (sastrawan dan budayawan, Banyumas), Dorothea Rosa Herliany (sastrawan, Magelang), dan Afifah Afra Amatullah (sastrawan, Solo). Untuk ketegori tokoh sastra Jawa, penghargaan diberikan kepada Turiyo Ragil Putro (sastrawan, Kebumen), Widyo Babahe Leksono (sastrawan, Semarang), Ariesta Widya (sastrawan, Semarang). Untuk ketegori penggiat bahasa dan sastra Indonesia dan Jawa, penghargaan diberikan kepada Thomas Budi Santoso (Djarum Kudus), Prof. Dr. Dr. Soetomo W.E. (Yayasan Studi Bahasa Jawa Kanthil), dan Heri Candra Santoso (Komunitas Lereng Medini, Kendal).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas