NASIONALISME DALAM CERITA PENDEK INDONESIA

Penurunan rasa nasionalisme masyarakat akhir-akhir ini menjadi keprihatinan kita. Jika dibiarkan, hal itu tentu akan membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Oleh sebab itu, kita harus melakukan berbagai cara untuk membangkitkan rasa nasionalisme, salah satunya melalui cerita pendek. Gaya bahasa dalam cerita pendek mudah dipahami sehingga diharapkan mampu memberi penyerapan yang lebih terhadap makna dalam cerpen. Hal tersebut diungkapkan Shintya, S.S., narasumber dalam siaran interaktif Bina Bahasa dan Sastra Indonesia di RRI Semarang, Selasa, 14 April 2015, pukul 20.00—21.00, dengan tema “Nasionalisme dalam Cerita Pendek Indonesia”.

Pada kesempatan itu, Karyono, S.Pd., M.Hum., yang juga narasumber siaran, menjelaskan bahwa sastra memiliki beberapa fungsi, di antaranya fungsi rekreatif, didaktif, estetis, moralitas, dan religius. Dalam fungsi rekreatif sastra memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya. Dalam fungsi didaktif sastra mengarahkan atau mendidik pembacanya dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Dalam fungsi estetis sastra memberikan keindahan kepada penikmat/pembacanya. Dalam fungsi moralitas sastra memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya tentang moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung nilai moral yang tinggi. Kemudian, dalam fungsi religius sastra menghadirkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.

Dalam siaran yang dipandu oleh Saudara Aris Budiyanto, kedua narasumber juga memberikan contoh beberapa cerita pendek yang memiliki nilai-nilai nasionalisme, antara lain “Cerita dari Tapal Batas” karya Kurnia Hadinata, “Lagu di atas Bus” karya Hamsad Rangkuti, dan “Bendera” karya Sitok Srengenge. Cerpen “Cerita dari Tapal Batas” menceritakan tentang perjuangan seorang tentara saat melaksanakan tugas yang diwarnai dengan berbagai tantangan, seperti pengkhianatan sahabat kepada diri dan negaranya. Cerpen “Lagu di Atas Bus” mengandung pesan bahwa sebagai warga negara Indonesia, kita harus mencintai tanah air Indonesia. Ketika muncul perbedaan keinginan, kepentingan bangsalah yang harus diutamakan. Sementara itu, cerpen “Bendera” mengandung pesan mengenai pentingnya persatuan untuk menggalang kekuatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas