Penulisan Gabungan Kata

Oleh Umi Farida

 

Gabungan kata dapat membentuk kata, kata majemuk, dan frasa. Gabungan kata yang membentuk kata adalah gabungan antara bentuk terikat dan kata dasar, misalnya: ekstra– + kurikuler, pra- + sejarah, swa- + layan. Gabungan kata yang membentuk kata majemuk adalah gabungan antara kata dasar dengan kata dasar yang membentuk makna baru, misalnya: rumah sakit, meja makan, tanda tangan, anak tiri, buku halus, dan tumpang tindih. Gabungan kata yang berupa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak bersifat predikatif, misalnya gadis cantik, gunung tinggi, rambut pendek, bubur ayam, dan rumah besar. Penulisan gabungan kata tersebut memiliki ketentuan masing-masing. Berikut ini ketentuan penulisan gabungan kata.

  1. Penulisan gabungan kata disambung jika gabungan kata tersebut berupa gabungan bentuk terikat dan kata dasar. Bentuk terikat dapat berupa partikel, klitik, dan imbuhan. Contoh: tuna + wisma ? tunawisma; antar- + benua ? antarbenua; multi- + dimensi ? multidimensi; di- + jual ? dijual; men- + cari ?mencari
  2. Penulisan gabungan kata dipisah jika gabungan kata membentuk kata majemuk dan frasa tidak berimbuhan. Contoh: kampung batik, kerja sama, gotong royong, rumah sehat, budi daya, padu padan, tanggung jawab, kembang biak, aneka ragam, kambing hitam, rumah kaca, dan ambil alih. Adapun penulisan bentuk terikat maha dan peri ditulis serangkai dengan kata berikutnya jika kata tersebut berupa kata dasar, contoh Mahatahu, Mahakuasa, Mahabesar, Mahabijaksana. Penulisannya dipisah jika bentuk maha dan peri bertemu dengan kata berimbuhan, contoh: Maha Pemurah, Maha Pengasih, peri kemanusiaan, dan peri keadilan. Namun, ada satu perkecualian jika maha bertemu dengan kata esa, penulisannya tetap dipisah menjadi Maha Esa.
  3. Penulisan gabungan kata dipisah jika mendapat awalan atau akhiran saja. Contoh: tanda tangani, bekerja sama, kerja samakan, bergotong royong, berterima kasih, pemotong rumput, menganak sungai, dan memadu padan.
  4. Penulisan gabungan kata disambung jika mendapat awalan dan akhiran. Contoh: keanekaragaman, mengambinghitamkan, menandatangani, memejahijaukan, mempertanggungjawabkan, menganaktirikan, mengembangbiakkan, kewarganegaraan, dibebastugaskan, dan mendayagunakan.

 

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 2, Maret-April 2014

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas