Saat ini guru tidak mungkin hanya mengandalkan pengetahuan yang diperoleh pada waktu kuliah saja. Setiap saat harus selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya sebagai guru. Hal itu juga berlaku bagi guru bahasa Indonesia. Sebagai ujung tombak pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia, guru harus memiliki kompetensi yang memadai, baik sebagai pengguna maupun sebagai pengajar bahasa Indonesia. Tuntutan itu sebagai konsekuensi yang harus dilaksanakan guru dalam menjalankan amanat mencerdaskan anak bangsa. Selain itu, juga menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Begitulah pesan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setiyadi, S.H., M.H., pada saat membuka acara Peningkatan Kopetensi Guru Bahasa Indonesia Kabupaten Purbalingga, 11–14 Agustus 2015, di Bale Apoeng, Jalan Raya Bojongsari Km 5, Purbalingga.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga tersebut diikuti oleh 120 orang guru bahasa Indonesia. Peserta terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok guru SMP enam puluh orang dan SMA/SMK/MA enam puluh orang. Selama empat hari mereka mendiskusikan materi bahasa dan sastra serta pembelajaran bahasa bersama nara sumber yang terdiri atas Tri Gunawan Setiyadi, S.H., M.H., Drs. Pardi, M.Hum., Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, M.Hum., Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Prof. Dr. Markhamah, M.Pd., Drs. Suryo Handono, M.Pd., Drs. Sutini, M.Pd., Sutarsih, M.Pd., dan Enita Istriwati, S.Pd.
Antusiasme peserta terlecut oleh kesadaran bahwa tidak mungkin tercipta pembelajaran bahasa dan sastra yang inovatif dan kreatif tanpa didukung oleh kompetensi guru yang memadahi. Hal itu sejalan dengan laporan yang disampaikan oleh Drs. Suryo Handono, M.Pd. bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran bahasa dan sastra yang menyenangkan.
Lebih jauh, dalam sambutannya, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa penciptaan pembelajaran yang menyenangkan itu mendesak untuk segera diwujudkan agar kompetensi berbahasa dan bersastra siswa dapat meningkat. Peningkatan kompetensi siswa itu akan terlihat pada hasil ujian nasional. Selain itu, dengan pembelajaran yang menyenangkan pelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi menjadi “momok’ yang menakutkan bagi siswa. Semua itu menjadi tanggung jawab guru sebagai ujung tombak pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir tergambar adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan. Namun, peserta masih belum puas. Mereka berharap kegiatan peningkatan kompetensi ini dilakukan secara berkesinambungan sehingga kompetensi guru bahasa Indonesia di Kabupaten Purbalingga benar-benar memadai.