Karakteristik Cerita Pendek
Cerpen berasal dari tradisi cerita lisan yang menghasilkan kisah-kisah yang terekam oleh masyarakat. Bagian singkat dari kisah-kisah tersebut dipusatkan pada narasi individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan. Keseluruhan cerita tersebut selanjutnya ditulis dan jadilah cerita pendek. Hal tersebut dijelaskan oleh Desi Ari Pressanti, S.S., M.Hum. dan Kahar Dwi Prihantono, S.S. pada Siaran Bina Bahasa Indonesia, Selasa, 3 November 2015, pukul 20.00-21.00.
Siaran interaktif yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan LPP RRI Semarang ini dipandu oleh Saudara Heri Haryanto dan mengangkat tema “Karakteristik Cerita Pendek”. Dalam pembahasan lebih lanjut narasumber menyampaikan beberapa definisi cerita pendek yang diungkapkan oleh beberapa ahli sastra. Desi Ari Pressanti, S.S., M.Hum. mejelaskan bahwa yang disebut cerita pendek menurut H.B. Jassin adalah cerita singkat, tetapi memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Selanjutnya, Kahar Dwi Prihantono, S.S. menambahkan bahwa cerita pendek menurut Yudiono KS adalah cerita yang bersumber pada suatu persoalan kehidupan, suatu nilai kehidupan, yang selanjutnya menjadi tema cerita. Serangkaian peristiwa terjadi karena ada persoalan dan ada nilai kehidupan. Peristiwa itu haruslah ada yang mendukung atau yang mengalami sehingga ada tokoh. Semua peristiwa itu diungkapkan dalam bahasa. Dengan bahasa itulah dilukiskan latar, watak masing-masing tokoh, dan diceritakan peristiwa yang dialami oleh tokoh. Untuk mengungkapkan bermacam-macam latar, watak, dan kejadian, diperlukan gaya bahasa yang beraneka ragam karena gaya bahasa yang hidup, berwarna, dan kuat akan memikat para pembaca.
Pada akhir siaran interaktif itu kedua narsumber membacakan beberapa kutipan paragraf cerpen “Dunia Dari Mata Seorang Pejuang” karya Fika Nadia. Fika merupakan peserta bengkel sastra tahun 2012 yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Cerpen karyanya telah dimuat di Harian Suara Merdeka tanggal 13 Mei 2012. Pada kesempatan tersebut narasumber juga membaca penggalan-penggalan cerpen “Penakluk Lebah” karya Prasetyo Utomo yang dimuat di Harian Kompas, 2 September 2012.