Oleh Desi Ari Pressanti Bahasa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberadaan dan identitas teks sastra. Bahasa memegang peran penting untuk menyampaikan pesan atau menceritakan kejadian, termasuk bahasa dalam sastra terjemahan. Pada saat membaca sastra terjemahan, pembaca merasa bahwa yang dihadapinya adalah teks asli. Pengalihbahasaan dalam sastra terjemahan menjadi persoalan yang lebih rumit daripada […]
Month: Desember 2015
Tagar
Oleh Ema Rahardian Kata tagar akhir-akhir ini sering muncul dalam berbagai media di Indonesia seiring dengan semakin merebaknya penggunaan jejaring sosial, seperti Twitter, Google+, dan Facebook. Tagar merupakan akronim dari tanda pagar yang merujuk pada simbol #. Kemunculan simbol # kali pertama terjadi pada abad ke-12 dengan nama sharp. Simbol itu digunakan dalam industri […]
Kata Adalah dan Ialah
Oleh Rini Esti Utami Penggunaan kata adalah dan ialah seringkali mengalami kerancuan. Sekilas penggunaan kedua kata tersebut sama dan dapat saling menggantikan. Sebagai contoh kalimat berikut. (1) Dimas adalah anak kedua Pak Ahmat. (2) Dimas ialah anak kedua Pak Ahmat. Jika dilihat secara sekilas, kedua kalimat tersebut tidak salah. Namun, apabila dicermati dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, […]
Makna Prefiks {ter-}
Oleh Sunarti Dalam bahasa Indonesia, {ter-} merupakan prefiks yang memiliki makna gramatikal dan makna leksikogramatikal. Berdasarkan makna gramatikal, prefiks {ter-} memiliki makna 1 pembentuk verba aktif intransitif, misalnya dalam kalimat: Anaknya tewas terseret arus sungai; 2 pembentuk verba pasif, misalnya dalam kalimat: Isak tangisnya terdengar memilukan; 3 pembentuk adjektiva, misalnya dalam kalimat: Ini lukisan […]
Problematika dalam Penerjemahan Sastra
Oleh Desi Ari Pressanti Berbagai permasalahan timbul dalam kegiatan penerjemahan sastra, salah satunya adalah mengategorikan sastra terjemahan. Yudiono dalam Pengantar Sejarah Sastra Indonesia (2007:12) menyatakan bahwa sastra Indonesia berarti sastra (kesusastraan) berbahasa Indonesia yang sejarah pertumbuhannya dimulai pada awal abad ke-20. Oleh karena itu, apabila bahasa ditempatkan sebagai sumber pengategorian sastra, sastra asing yang […]
Penyintas
Oleh Poetri Mardiana Sasti Sering kita menemukan kata penyintas digunakan dalam pemberitaan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan penyintas itu? Kata penyintas muncul pertama kali sekitar tahun 2005. Kata tersebut dipopulerkan oleh para aktivis kemanusiaan dan relawan saat terjadi bencana. Kata penyintas merupakan padanan kata survivor dari bahasa […]
Ditemukan atau Diketemukan?
Oleh Getmi Arum Puspitasari Dalam pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis kita sering menjumpai bentuk kalimat yang mengunakan kata ditemukan dan diketemukan. Sering kali kedua bentukan tersebut dipergunakan dengan arti yang sama. (1) Telah ditemukan sebuah dompet yang berisi surat-surat penting. (2) Mobil yang hilang itu telah diketemukan. Melihat fenomena seperti […]
Terjemahan Istilah Whistleblower
Oleh Ika Inayati “…, Indonesia juga harus melindungi Susno Duadji yang merupakan whistleblower, karena telah mengungkap sejumlah kasus besar.” (www.liputan6.com, 29 April 2013) “Jakarta – Sejumlah kalangan menyebut mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji sebagai peniup peluit (whistleblower) kasus korupsi yang diseret ke pengadilan“. (www.detiknews.com, 19 Juli 2011) Kedua kutipan tersebut diambil untuk menunjukkan pemakaian […]