Oleh Desi Ari Pressanti
Bahasa merupakan salah satu faktor yang menentukan keberadaan dan identitas teks sastra. Bahasa memegang peran penting untuk menyampaikan pesan atau menceritakan kejadian, termasuk bahasa dalam sastra terjemahan. Pada saat membaca sastra terjemahan, pembaca merasa bahwa yang dihadapinya adalah teks asli. Pengalihbahasaan dalam sastra terjemahan menjadi persoalan yang lebih rumit daripada pengalihbahasaan teks-teks ilmiah karena dalam sebuah teks sastra terkandung suatu rasa yang menjadi ciri atau gaya seorang pengarang. Rasa ini biasanya ditandai dengan penggunaan gaya bahasa yang berbeda antara satu pengarang dan pengarang yang lain.
Bahasa yang khas menjadi tantangan bagi penerjemah sastra sehingga penerjemah dituntut untuk jeli dalam membaca teks asli agar maksud pengarang dapat tersampaikan kepada pembaca. Sebagai contoh, apabila dalam sebuah teks sastra Jawa terdapat kata babal, penerjemah harus dapat menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia sama persis atau paling tidak dicari padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Apabila tidak ada padanan kata yang tepat, dapat diberi catatan kaki. Babal dalam bahasa Jawa berarti buah nangka yang masih sangat muda.
Bahasa dalam sebuah karya sastra terjemahan memang tidak akan bisa sama persis dengan karya sastra asli. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor penerjemah yang dipengaruhi oleh penguasaan bahasa dan pengetahuan seorang penerjemah. Dalam hal ini penerjemah sedapat mungkin harus menguasai bahasa sumber dan bahasa sasaran dengan baik, termasuk pengetahuan yang berhubungan dengan teks. Faktor yang lain adalah faktor bahasa dan budaya. Sebuah konsep budaya ada kalanya tidak dapat diwakili oleh satu kata dalam bahasa tertentu. Oleh karena itu, perlu ada catatan kaki dalam sastra terjemahan untuk menjelaskan konsep budaya tersebut. Jadi, teks sastra terjemahan tidak akan sama persis dengan teks sastra dalam bahasa aslinya karena banyak faktor yang memengaruhi penciptaan sebuah karya sastra terjemahan.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 6, November-Desember 2014