Sunarti, S.S., M.Hum.
Dalam bahasa Indonesia ada beberapa jenis kata yang diserap dari bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Belanda, dan bahasa Sanskerta. Bahasa Sanskerta termasuk salah satu bahasa asing yang memengaruhi pemerkayaan kosakata bahasa Indonesia. Salah satu bukti pengaruh bahasa Sanskerta terhadap pemerkayaan kosakata tersebut adalah penyerapan kata bilangan, seperti eka, dwi, tri, catur, panca, sapta, dan dasa, yang bermakna ‘satu’, ‘dua’, ‘tiga’, ‘empat’, ‘lima’, ‘tujuh’, dan ‘sepuluh’.
Dalam bahasa Indonesia, kata bilangan yang diserap dari bahasa Sanskerta tidak berdiri sendiri sebagai kata. Akan tetapi, kata bilangan serapan dari bahasa Sanskerta tersebut merupakan unsur terikat, yaitu unsur yang hanya dapat digabung dengan unsur lain. Sebagai unsur terikat, seperti halnya unsur terikat yang lain, kata bilangan yang diserap dari bahasa Sanskerta ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya. Dengan demikian, catur- seharusnya ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya. Dengan demikian catur- yang menyertai kata pesona penulisannya dirangkai, sehingga menjadi caturwarga, bukan catur warga.
Kata bilangan lain yang berasal dari bahasa Sanskerta juga ditulis dengan cara yang sama, yaitu dirangkai dengan kata yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Baku Tidak Baku
eka- ekabahasa eka bahasa
ekasuku eka suku
dwi- dwiwarna dwi warna
dwifungsi dwi fungsi
tri- tridarma tri darma
trisatya tri satya
catur- caturwulan catur wulan
caturdarma catur darma
panca- pancakrida panca krida
pancabakti panca bakti
sapta- saptaprasetya sapta prasetya
saptamarga sapta marga
dasa- dasasila dasa sila
dasawarsa dasa warsa
Selain kata bilangan, bahasa Indonesia juga menyerap satuan lingual lain dari bahasa Sanskerta yang dalam bahasa Indonesia menjadi unsur terikat, misalnya adi-, manca-, nara-, pasca-, pra-, purna-, dan swa-.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari-Juni 2015