Memincingkan Mata

 Tri Wahyuni, S.S.

 

Aktivitas mata memiliki banyak medan makna yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian yang bermanfaat. Salah satu contoh medan makna aktivitas mata yang sering digunakan oleh masyarakat adalah frasa memicingkan mata. Pada umumnya frasa ini dimaknai sebagai bentuk aktivitas mata yang menciutkan kelopak mata agar dapat melihat dengan baik dan jelas, seperti yang termaktub dalam contoh kalimat berikut ini. “Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa dengan memicingkan mata, maka penglihatan akan menjadi lebih baik. Mengapa demikian?”

          Kalimat tersebut adalah sebuah nukilan kalimat yang diambil dari internet. Konteks kalimat tersebut menyiratkan bahwa makna frasa memicingkan mata adalah menciutkan atau menyipitkan kelopak mata agar penglihatan dapat menjadi lebih baik atau jelas. Temuan tersebut sontak membuat masyarakat merasa “teredukasi” bahwa dengan menyipitkan mata, kualitas penglihatannya akan menjadi lebih baik. Lalu, apakah penggunaan frasa memicingkan mata tersebut sudah tepat?

          Kata picing  merupakan kata serapan bahasa Minangkabau. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat halaman 1070, disebutkan bahwa kata picing bermakna  ‘pejam’. Kata picing ini menurunkan lema memicing yang merupakan bentuk verba dan bermakna (1) memejam (mata); (2) tidur; (3) melirik (kan). Jadi, apabila contoh kalimat “Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa dengan memicingkan mata, maka penglihatan akan menjadi lebih baik” dimaknai berdasarkan makna yang termaktub di KBBI, kalimat tersebut akan bermakna seperti ini, “Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa dengan memejamkan mata, maka penglihatan akan menjadi lebih baik”.

         Secara medis, mungkin makna kalimat tersebut sangat tepat karena air mata akan membasahi iris dan menyegarkan kembali mata sehingga dapat melihat dengan baik. Namun, memejamkan yang dimaksud adalah memejamkan sejenak, bukan dalam waktu yang lama. Selain itu,  konteks kalimat tersebut menyiratkan aktivitas menyipitkan kelopak mata, bukan memejamkan mata.

          Kata menyipitkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat halaman 1316 bermakna ‘menjadikan sipit; sedikit atau setengah memejamkan mata’. Jadi, kata menyipitkan jauh lebih tepat dibandingkan dengan kata memicingkan. Untuk menghindari kesalahpahaman, alangkah baiknya jika kalimat tersebut diubah menjadi “Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa dengan menyipitkan mata, maka penglihatan akan menjadi lebih baik. Mengapa demikian?” atau “Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa dengan memejamkan mata sejenak, maka penglihatan akan menjadi lebih baik. Mengapa demikian?”.

 

 Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari-Juni 2015

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas