PENINGKATAN KOMPETENSI SEBAGAI MODAL INOVASI DAN KREASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KABUPATEN KARANGANYAR
Setiap saat guru harus selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya. Guru harus selalu memperbarui dan meningkatkan wawasannya, khususnya tentang bahasa Indonesia. Tuntuan itu juga berlaku bagi guru sekolah dasar di Kabupaten Karanganyar. Guru sebagai tenaga terdepan dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus memiliki kompetensi yang memadai, baik sebagai pengguna maupun sebagai pengajar bahasa Indonesia. Hal itu merupakan konsekuensi yang harus dipikul guru dalam meletakkan dasar keilmuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Pesan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, Drs. Sutarno, M.Si., saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Bahasa Indonesia bagi Guru Sekolah Dasar Kabupaten Karanganyar, 28–31 Maret 2015, di Aula SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, Jalan Brigjen Slamet Riyadi 12, Karanganyar.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Karanganyar tersebut diikuti oleh 60 orang guru sekolah dasar. Selama empat hari mereka mendiskusikan materi bahasa dan sastra serta pembelajaran bahasa bersama narasumber yang terdiri atas Drs. Sutarno, M.Si., Dr. Farida Nugrahani, M.Hum., Drs. Suryo Handono, M.Pd., Sunarti, S.S., M.Hum., Enita Istriwati, S.Pd., Esti Apisari, S.Pd., Sutarsih, M.Pd., dan Dr. Dwi Atmawati, M.Hum.
Antusiasme peserta terlecut oleh kesadaran bahwa tidak akan mungkin tercipta pembelajaran bahasa dan sastra yang inovatif dan kreatif tanpa didukung oleh kompetensi guru yang memadai. Hal itu sejalan dengan sambutan yang disampaikan oleh Drs. Suryo Handono, M.Pd. mewakili Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kreatifitas guru dalam menciptakan pembelajaran bahasa dan sastra yang menyenangkan. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa penciptaan pembelajaran yang menyenangkan itu mendesak untuk segera diwujudkan agar kompetensi berbahasa dan bersastra siswa dapat meningkat. Peningkatan kompetensi siswa itu akan terlihat pada hasil ujian nasional. Selain itu, dengan pembelajaran yang menyenangkan pelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi menjadi “momok’ yang menakutkan bagi siswa. Semua itu menjadi tanggung jawab guru sebagai ujung tombak pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes awal dan tes akhir tergambar adanya peningkatan yang signifikan. Namun, peserta masih belum puas. Mereka berharap kegiatan peningkatan kompetensi ini dilakukan secara berkesinambungan sehingga kompetensi guru sekolah dasar di Kabupaten Karanganyar benar-benar memadai.