Bahasa Humor dalam Kebudayaan Indonesia
Bahasa humor merupakan salah satu bentuk kreativitas berbahasa. Bahasa humor sebetulnya sudah ditemukan sejak dahulu. Akantetapi, keberadaannya tidak kita sadari, terutama manfaat dan fungsinya dalam komunikasi dan kelangsungan hidup manusia. Bahasa humor dalam wahana kebudayaan Indonesia memiliki banyak manfaat. Di dalam perspektif sosial-budaya, bahasa humor dapat dipandang sebagai peranti penjalin relasi atau hubungan. Jika dikaitkan dengan situasi sosial-budaya Indonesia, bahasa humor memiliki beberapa fungsi antara lain, jarak sosial-budaya akan dapat dikontrol, diatur, dan ditata kembali lebih cermat dan seksama. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Retno Hendrastuti, M.Hum. dalam siaran interaktif Bina Bahasa dan Sastra, Selasa 15 November 2016, pukul 20.00-21.00. Siaran yang dipandu oleh Aris Budiyanto itu mengangkat Judul “Bahasa Humor dalam Kebudayaan Indonesia”. Siaran interaktif tersebut diselenggarakan oleh Balai Bahasa Jawa Tengah bekerja sama dengan Radio Republik Indonesia Semarang.
Pada kesempatan itu, Getmi Arum Puspitasari, S.Pd. menyampaikan bahwa bahasa humor dalam perspektif sosial-ekonomi juga dianggap sebagai hasil kreativitas berbahasa yang produktif dan sangat promotif. Aneka bentuk kebahasaan yang memanfaatkan permainan kata-kata dan ungkapan sehingga menghasilkan bentuk-bentuk yang indah, estetik, menarik, dan promotif banyak ditemukan di masyarakat. Bentuk-bentuk yang demikian itu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis atau tujuan komersial. Bahasa humor ternyata juga banyak digunakan masyarakat Indonesia untuk mewujudkan maksud-maksud dan tujuan berkomunikasi, serta hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan sosial-politik. Aneka saran, pendapat, bahkan sindiran kepada pemerintah dan pihak-pihak tertentu dalam masyarakat dapat diungkapkan dengan bahasa humor.
Selanjutnya, kedua narasumber juga menyampaikan bahwa dalam menggunakan bahasa humor untuk berkomunikasi tetap harus piawai dalam memilih kata. Selain itu, penutur harus cerdas menentukan pilihan-pilihan bentuk kebahasaan. Dengan demikian, maksud dan tujuan yang hendak disampaikan dalam komunikasi dapat dipahami secara tepat dan akurat oleh mitra tutur dan pelibat tutur yang lainnya.