Bengkel Komunitas Bahasa dan Sastra Dorong Gerakan Literasi Sekolah

Share link

Balai Bahasa Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang menyelenggarakan Bengkel Komunitas Bahasa dan Sastra (Guru SMP Kabupaten Pemalang).  Bengkel sastra yang memfokuskan materi pada penulisan puisi tersebut berlangsung selama tiga hari, 12-14 Maret 2018, di ruang Livanda 1, Hotel Regina, Jalan Raya Petarukan Km 8, Pemalang. Kegiatan tersebut diikuti oleh empat puluh guru bahasa Indonesia di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang.

 

Acara pembukaan dihadiri Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Dr. Tirto Suwondo, M.Hum.; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, Ir. Mohamad Arifin, M.Si.; Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Mualif, S.Pd., M.M.; Kepala Bidang Tenaga Kependidikan, Drs. Sigit Joko P., M.Pd.; dan Kepala Seksi SMP, Dra. Anik Khasanah. Hadir juga pada kesempatan itu para pengawas satuan pendidikan SMP, yaitu Irfan, S.Pd., M.Pd.; Drs. Suparno, M.Pd.; dan Trini Winarti, S.Pd. M.Pd.; serta Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP, Imam Musorikh, S.Pd. Pada saat memberikan sambutan, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan memberikan ruang bagi guru untuk berapresiasi terhadap karya sastra, khususnya puisi. Dengan demikian, guru tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga menyampaikan contoh kepada murid-muridnya. Dr. Tirto Suwondo juga mengharapkan kegiatan tersebut dapat dilakukan secara berkala sehingga proses kreatif dapat dilaksanakan mandiri di rumah, sementara pertemuan digunakan sebagai sarana diskusi. Acara itu dibuka secara resmi oleh Ir. Mohamad Arifin, M.Si., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang. “Bengkel Komunitas Bahasa dan Sastra sangat berguna untuk mendorong keberhasilan gerakan literasi sekolah,” tandas Ir. Mohamad Arifin, M.Si..

 

Narasumber utama kegiatan bengkel komunitas bahasa dan sastra tersebut adalah dua sastrawan asal Tegal, Bontot Sukandar dan Apito Lahire. Kedua narasumber itu memberikan materi penggalian ide hingga penyuntingan secara bersama-sama dari hari pertama sampai dengan hari ketiga. Materi penyuntingan diharapkan menjadi akhir dari kegiatan itu karena pada hari terakhir peserta harus menulis puisi yang berpotensi untuk diterbitkan secara mandiri.

 


Share link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top