Dari Sidney menjadi Siti: Balai Bahasa Jawa Tengah dengan Setia Membumikan Sastra di Kalangan Guru dan Pelajar Kota Semarang
Perjalanan kreativitas seseorang tidak begitu saja terjadi, ia butuh proses dalam mematangkan kreativitasnya. Berbagai warna proses kreativitas ditempuh sastrawan dalam usahanya mencapai kepuasan hidup dalam bersastra. Obrolan tersebut menjadi menarik ketika Balai Bahasa Jawa Tengah bersama sastrawan Setia Naka Andrian menebar virus-virus sastra di kalangan guru dan siswa SMP Kota Semarang. Dr. Tirto Suwondo dengan gayanya yang lugu berusaha merayu siswa-siswi SMP untuk berdekat-dekat dengan Balai Bahasa Jawa Tengah melalui program-program kesastraannya. Tidak kalah lugunya pula, sastrawan Setia Naka membeberkan tentang keindahan sastra melalui bentuk puisinya. Keluguan kedua narasumber tersebut berhasil membuat seorang Dr. Panca, selaku moderator, terlena sehingga salah mendengar nama peserta yang bertanya. Dari Sidney menjadi Siti, Nicholas Sidney menjadi Nicholas Siti.
Setia dengan keluguannya menjawab pertanyaan dan mengajak peserta untuk membentuk karakter diri sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam karya sastra. Tirto Suwondo pun tidak mau ketinggalan menyarankan kepada guru untuk lebih mendekatkan siswa-siswi terhadap nilai-nilai dalam sastra. Diskusi Sastra Sabtu, 26 Maret 2018, semakin semarak dengan dukungan cuaca yang cerah dan apresiasi peserta sangat tinggi. Kegiatan ini juga mendapat tanggapan positif dari Dinas Pendidikan Kota Semarang yang ditunjukkan dengan adanya dukungan berupa edaran surat bagi guru bahasa Indonesia dan siswa untuk mengikuti kegiatan Diskusi Sastra dan Penguatan Karakter melalui Sastra.
Kegiatan Diskusi Sastra ini ditutup pukul 13.15, mundur satu jam lima belas menit dari jadwal yang ditetapkan pukul 12.00. Mundurnya acara tersebut atas permintaan para peserta yang merasa kurang atas waktu yang disediakan. Pada akhir kegiatan, peserta masih merasa penasaran dengan kegiatan diskusi sastra tersebut dan mengharapkan adanya kegiatan diskusi sastra terselenggara lagi.