Oreng atau Filtrum
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari–Juni 2019
Oleh Tri Wahyuni, S.S.
Pengayaan kosakata bahasa Indonesia terus diupayakan untuk menambah daya ungkap dan perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia. Morris Swadesh (linguis kebangsaan Amerika) sudah memberikan kontribusi cukup apik dengan karya monumental: Kosakata Dasar Swadesh, termasuk kosakata dasar anatomi tubuh yang dipandang tidak akan berubah. Secara umum kosakata dasar inilah yang akan diajarkan pada tahap pemerolehan bahasa pada anak yang sedang belajar mengeja kata dan memperbanyak kosakata untuk berlatih bicara. Biasanya tahap awal yang dikenalkan pada anak adalah bagian tubuh dari ujung kepala hingga telapak kaki, seperti kepala, pundak, lutut kaki, daun telinga, mata, hidung, dan pipi. Namun, ada satu anggota badan yang tampak terpampang jelas, tetapi sering diabaikan yaitu alur di bawah hidung dan di atas bibir manusia dan jenis primata. Alur tersebut disebut dengan oreng.
Tidak banyak orang yang mengenal dan menggunakan kata tersebut. Kata oreng dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V Daring merupakan kata yang berasal dari bahasa Madura bermakna ‘alur antara hidung dan bibir’. Dalam bahasa latin anggota tubuh ini dikenal dengan philtrum yang dipadankan dengan filtrum. Fungsi filtrum atau oreng adalah sebagai alur uap air ke dalam hidung untuk menjaganya agar tetap basah dan meningkatkan indra penciuman. Perhatikan ketika kita sedang mengendus atau membaui makanan, pasti bibir akan dimonyongkan agar fungsi oreng ini maksimal. Jadi, oreng ini juga tidak kalah penting dibandingkan bagian tubuh yang lain. Mulai sekarang, jangan abaikan si Oreng, ya…ajarkan pada anak-anak kita.
Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari–Juni 2019