Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari–Juni 2020
Oleh Poetri Mardiana Sasti, S.S.
Masih ingatkah Anda dengan kata telolet yang sempat marak beberapa waktu yang lalu? Kata telolet sering diucapkan masyarakat, terutama anak-anak kecil, saat ada bus yang melintas di depan mereka. Dengan meneriakkan kata telolet, anak-anak berharap sopir bus akan membunyikan klakson bus yang suaranya terdengar seperti telolet. Kata telolet ini dibentuk dari bunyi yang dihasilkan oleh klakson.
Dalam bahasa Indonesia, istilah yang digunakan untuk menyebut kata-kata yang terbentuk dari tiruan bunyi, yaitu onomatope. Onomatope berasal dari bahasa Yunani, onoma dan poieo, yang berarti menamai sebagaimana bunyinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, onomatope berarti kata tiruan bunyi. Onomatope dapat dibentuk, antara lain dari bunyi benda-benda, bunyi binatang, dan bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia (suara) yang bukan merupakan kata (misalnya saat orang tertawa, menangis, mendengkur).
Onomatope bunyi benda dalam bahasa Indonesia sangat beragam. Sebagai contoh kata kentongan. Kata kentongan berasal dari bunyi tong, tong, tong sehingga kemudian disebut dengan kentongan. Kata gong juga berasal dari bunyi gong yang dihasilkan ketika gong dipukul. Kata dangdut yang merupakan salah satu jenis musik di Indonesia juga merupakan contoh onomatope. Kata dangdut berasal dari bunyi kendang yang dipukul saat pertunjukan musik berjalan, yaitu dang dan dut. Kata pancuran yang berarti tempat air memancur juga berasal dari tirauan bunyi cur.
Ada juga anamatope yang berasal dari bunyi binatang. Sebagai contoh ialah binatang yang disebut dengan tokek. Binatang merayap berkaki empat yang menyerupai cecak ini dinamai tokek karena setiap hari mengeluarkan bunyi tokek. Selain itu, ada burung yang dinamai tekukur karena mengeluarkan bunyi kur tekukur.
Onomatope suara manusia merupakan tiruan bunyi yang berasal dari manusia. Contoh onomatope dari bunyi yang dihasilkan manusia, antara lain suara kecap/mengecap yang dihasilkan ketika seseorang melakukan gerakan membuka dan menutup mulut seperti saat makan sehingga keluar bunyi cap cap cap. Ketika mengagumi sesuatu atau seseorang, manusia akan menghasilkan bunyi cek cek cek yang kita kenal dengan berdecak. Ada pula suara grok grok yang juga merupakan bunyi manusia ketika berdengkur/ngorok. Selain itu, ketika tertawa terbahak-bahak, manusia juga menghasilkan bunyi ha ha ha ha.
Bahasa Indonesia juga memiliki beberapa onomatope yang berupa kata kerja. Beberapa contoh onomatope yang berupa kata kerja, seperti cebur, ketok, gedor, gebrak, tubruk. Kata cebur merupakan tiruan bunyi benda yang jatuh ke dalam air sehingga mengeluarkan bunyi byur. Kata ketok berasal dari bunyi tok yang dihasilkan ketika benda dipukul, biasanya papan dan kaca. Kata gedor merupakan tiruan bunyi dari pintu yang dipukul secara keras sehingga menghasilkan bunyi dor. Kata gebrak merupakan tiruan bunyi benda, biasanya meja, yang dipukul menggunakan tangan secara keras sehingga menimbulkan suara brak. Adapun kata tubruk juga berasal dari bunyi bruk yang muncul saat terjadi benturan.
Onomatope pada tiap-tiap bahasa berbeda-beda karena adanya perbedaan sistem bunyi pada masing-masing bahasa. Hal itu mengakibatkan tiruan bunyi yang dihasilkan juga berbeda walaupun sumber suaranya sama. Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia bunyi pintu diketuk ialah tok tok tok, tetapi dalam bahasa Inggris bunyi pintu diketuk ialah knock knock knock. Di Indonesia ada burung yang dinamai kakatua karena burung itu mengeluarkan bunyi yang terdengar seperti kakatua, tetapi masyarakat Inggris menyebutnya dengan cockatoo karena yang mereka dengar ialah koko tu.