Pelatihan Menulis Aksara Jawa sebagai Upaya Revitalisasi Bahasa Jawa

Pelatihan Menulis Aksara Jawa sebagai Upaya Revitalisasi Bahasa Jawa

Share link

Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah mengadakan Pelatihan Menulis Aksara Jawa di Kabupaten Semarang secara daring melalui Zoom. Peserta pelatihan terdiri atas 20 siswa SMP dan 20 siswa SMA/SMK/MA di Kabupaten Semarang. Pelatihan dilaksanakan pada 8, 9, 15, dan 17 September untuk kelas siswa SMP serta pada 10, 11, 16, dan 18 September 2020 untuk siswa kelas SMA.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Harimansyah, membuka kegiatan tersebut pada Selasa, 8 September 2020, pukul 13.00.  Dalam sambutannya, Ganjar mengungkapkan pentingnya pelindungan bahasa dan sastra. Program utama pelindungan bahasa dan sastra tersebut meliputi lima kegiatan, yakni pemetaan bahasa dan sastra, kajian vitalitas, konservasi bahasa dan sastra, revitalisasi bahasa dan sastra, serta peta dan registrasi bahasa dan sastra. 

”Saat ini Pelatihan Menulis Aksara Jawa yang dilaksanakan di Desa Lerep, Kabupaten Semarang, merupakan program revitalisasi bahasa dan sastra daerah,” kata Ganjar dalam sambutannya secara virtual kemarin (8/9/2020).

Ganjar menjelaskan, Pelatihan Menulis Aksara Jawa tersebut merupakan kelanjutan dari hasil kajian vitalitas bahasa pada tahun 2019 di Desa Lerep, Kabupaten Semarang. Salah satu hasil kajian tersebut menunjukkan lemahnya pewarisan bahasa daerah pada generasi muda. Selain itu, Desa Lerep juga berpotensi menjadi tempat tujuan wisata..

”Pengaruh dari luar akan semakin pesat pada masyarakat Desa Lerep, terutama generasi muda. Oleh karena itu, revitalisasi bahasa Jawa perlu dilakukan di kalangan generasi muda,” tambah Ganjar.

Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat, Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang, Drs. Much. Risun, M.Si., mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Semarang menyambut baik pelatihan menulis aksara Jawa tersebut. Dia berharap kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara kontinu dan berjenjang.

”Bahasa Jawa mengandung kearifan lokal yang harus dipelihara. Harapan kami, generasi muda jangan sampai melupakan aksara Jawa,” tandasnya.

Harapan serupa juga disampaikan Dheana, siswa SMA Negeri 1 Ungaran yang menjadi peserta pelatihan. Salah satu motivasinya mengikuti pelatihan adalah menambah pengetahuan bahasa Jawa. Selama ini dia menilai penguasaan bahasa dan aksara Jawanya sangat kurang.

“Oleh karena itu, saya berminat ketika mendapat kesempatan sebagai peserta pelatihan,” kata Dheana.

Emma Maemunah, Ketua Panitia Pelatihan Menulis Aksara Jawa, yang juga peneliti di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, mengatakan bahwa narasumber dalam acara tersebut adalah Bambang Sulanjari (dosen Universitas PGRI Semarang) dan R. Adi Deswijaya (dosen Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo). Bambang Sulanjari, narasumber kelas SMA menyampaikan materi tentang aksara murda pada peserta sebagai pengetahuan untuk mendalami materi berikutnya. Adapun R. Adi Deswijaya menjadi narasumber kelas SMP.

”Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan menulis aksara Jawa di kalangan siswa sekolah menengah. Selain itu, jumlah penutur bahasa Jawa dari kalangan generasi muda semakin bertambah.

Emma berharap pelatihan dilaksanakan dengan santai, tetapi tetap serius. Semua peserta diminta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.

”Peserta juga menerima tugas menulis dalam aksara Jawa dari narasumber,” tambahnya.

Puncak kegiatan revitalisasi tersebut adalah Lomba Menulis Aksara Jawa yang diikuti oleh semua peserta pelatihan karena  salah satu indikasi keberhasilan revitalisasi bahasa ini dapat diketahui melalui hasil lomba. Dari hasil lomba tersebut diharapkan tumbuh kesadaran generasi muda akan pentingnya pelestarian dan penggunaan bahasa serta aksara Jawa dalam kehidupan sehari-hari. (yun/est/asa)


Share link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to top