KBBI untuk Temukan Diksi Tepat dan Bervariasi

Ema Rahardian

Untuk menemukan ide ketika menulis puisi, penulis harus melakukan pengamatan langsung, membaca, menyelami pengalaman pribadi, dan melakukan perenungan. Seorang penulis juga wajib membuka KBBI untuk menemukan diksi yang tepat dan bervariasi.

Hal itu dikatakan Eko Setyawan, sastrawan muda asal Karanganyar, Jawa Tengah, dalam  webinar bertema “Berkreasi dengan Puisi: Jalan Mulus Menembus Dunia” yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah melalui aplikasi Zoom Meeting (14/8/2021).

Eko menjelaskan, ketika sudah mendapatkan ide, seorang penulis juga perlu melakukan riset. Menurutnya, riset tersebut diperlukan untuk memperluas wawasan dan menghasilkan puisi yang berisi.

“Tak hanya KBBI, penulis juga perlu membuka Tesaurus Bahasa Indonesia untuk menemukan padanan-padanan kata. Dengan begitu, diksi yang dimunculkan dalam puisi tidak membuat pembacanya bosan menemukan pilihan kata yang itu-itu saja,” ungkap penulis buku Mengunjungi Janabijana itu.

Eko menyampaikan, hal yang tak kalah penting dari rangkaian menulis puisi adalah publikasi. Ketika karya kita telah terpublikasi, apa yang kita tulis tidak akan sia-sia dan secara tidak langsung hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri.

“Penulis tidak perlu takut jika karyanya mendapat kritikan karena kritikan itu bisa digunakan sebagai media introspeksi diri agar lebih menghasilkan tulisan yang lebih bagus lagi,” ungkap pria kelahiran Karanganyar itu.

Peraih nomine Penghargaan Prasidatama 2021 kategori Antologi Buku Puisi itu membagi beberapa tahapan agar penulis pemula dapat menulis dengan baik, seperti mencari ide, melakukan riset, mencari dan memilih kata, menyusun diksi, menulis puisi, dan publikasi.  Setelah puisi ditulis, penulis bisa memublikasikannya melalui media cetak ataupun media elektronik.

“Publikasi itu sangat bermanfaat bagi penulis agar karyanya dibaca banyak orang dan menjadi jalan untuk terus menulis dan menyebarkan ilmu lewat goresan puisi. Sekarang ini banyak media elektronik yang bisa menampung karya-karya puisi kita,” katanya.

Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, ini dihadiri oleh delapan puluh peserta dari berbagai kalangan. Webinar tersebut diinisiasi kelompok mahasiswa magang Universitas Tidar Magelang di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Ganjar sangat mendukung praktik baik kelompok magang mahasiswa itu sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

“Melalui kegiatan ini, mahasiswa magang akan memperoleh pengalaman maksimal dalam merasakan dunia kerja yang nyata,” ujar Ganjar.

Ganjar mengatakan, dunia kampus diibaratkan sebagai kolam renang, sedangkan dunia luar diibaratkan sebagai lautan nan luas. Untuk itu, agar bisa bertahan, mahasiswa perlu belajar berenang di lautan nan luas.

“Mahasiswa bisa mengelola webinar ini dengan baik merupakan pengalaman yang sangat berharga. Dengan bekal di dunia kerja, mahasiswa yang telah lulus bisa segera memasuki dunia kerja,” terangnya.

Penyunting: Agus Sudono

(mol/asa/est)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas