Pemahaman Literasi Digital Penting Hindarkan Jadi Korban Pinjaman Online
Agus Sudono
Institut Teknologi Telkom Purwokerto bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan webinar nasional dengan tajuk “Berbahasa Sehat Indonesia Tangguh” melalui aplikasi Zoom pada 19 Oktober 2021. Webinar ini menghadirkan Dr. Ganjar Harimansyah, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dan M. Lukman Leksono, M.Pd., dosen IT Telkom Purwokerto, serta Reza Iqbal Pramudya sebagai moderator.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Harimansyah, mengatakan bahwa saat ini dunia telah dikuasai oleh kecerdasan buatan, tetapi eksistensi manusia tidak dapat tergeser. Dengan keadaan demikian, negara Indonesia perlu meningkatkan kualitas pekerja pada era digital seperti saat ini. Meskipun era digital terus menggeser keberadaan manusia, manusia akan tetap diperlukan.
“Pada era ini telah banyak tenaga manusia dalam dunia kerja tergantikan oleh mesin. Meskipun begitu, kita tetap optimistis melihat hal ini karena yang tidak bisa digantikan manusia oleh mesin adalah hati nurani dan bahasa verbal Manusia dengan segala nilai rasanya,” kata Ganjar.
Selain itu, kata Ganjar, pemahaman tentang literasi digital pada era ini sangat penting. Banyak orang menjadi korban pinjaman online karena kurangnya literasi digital. Mereka tidak membaca peraturan pinjaman secara lengkap sehingga rentan terlilit utang tersebut. ”Indonesia dengan 170 juta orang yang menggunakan media sosial wajib meningkatkan pemahaman literasi digitalnya agar terhindar dari masalah-masalah yang tidak diinginkan, salah satunya melalui pembelajaran bahasa berbasis literasi di sekolah” jelasnya.
Sementara itu, Lukman mengatakan bahwa dalam kehidupan lingkungan akademik, saat ini masih banyak yang salah dalam penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul sudah masuk pada ranah pendidikan. Misalnya, saat berbicara dengan guru, tak jarang peserta didik akan memperlakukan guru sama dengan temannya. “Begitu juga dengan mahasiswa kepada dosennya. Hal itu dapat menurunkan nilai kesopanan,” tambahnya.
Penggunaan bahasa dalam komunikasi tulis mahasiswa kadang juga menyimpang dari kaidah kebahasaan. “Sering kita jumpai orang-orang menyebut praktek bukan praktik, menyebut apotik bukan apotek, padahal sebenarnya keliru,” ujarnya.
Menurut Lukman, bahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, penggunaan bahasa yang tepat perlu diperhatikan. Bahasa Indonesia berpotensi untuk menjadi bahasa Asia Tenggara atau ASEAN. “Potensi ini haruslah dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah dari kita sendiri dengan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar,” tandasnya.
(asa/est)