Dharma Wanita Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Gelar Bedah Buku Puisi Perempuan untuk Memperingati Hari Ibu

Esti Apisari

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menggelar acara Baca Puisi Wanita dan Bedah Buku Perempuan-Perempuan Tanpa Topeng dalam rangka memperingati Hari Ibu. Acara yang digelar di Hotel Grasia Semarang pada 22 Desember 2021 tersebut menghadirkan Susy Wiranatakusumah, pegiat Sastra Kidung Semilir, dan Desi Ari Pressanti, penerjemah di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.

Susy Wiranatakusumah mengatakan bahwa buku kumpulan puisi tersebut ditulis para perempuan dari beragam latar belakang. Bahkan, ada penulis yang pekerjaannya jauh dari dunia sastra, misalnya penjahit dan pedagang kecil.

“Meskipun demikian, semangat mereka menghasilkan karya sastra perlu diacungi jempol. Karena latar belakang penulis yang cukup beragam, kerap dijumpai makna pada diksi-diksi yang digunakan oleh satu penulis dengan penulis lainnya tidak sama,” kata Susy saat mengulas buku Perempuan-Perempuan Tanpa Topeng di ruang Guntur, Hotel Grasia (22/12/2021).

Sementara itu, Desi Ari Pressanti menyoroti buku Perempuan-Perempuan Tanpa Topeng itu yang dihubungkan dengan gambar Dewi Sartika di bagian sampul. Selain itu, ada beberapa permasalahan, seperti salah ketik. Masalah lain lagi adalah salah ejaan, terutama untuk puisi berbahasa daerah.

“Salah satu contoh ada penyair yang menuliskan kata loro, padahal yang dimaksudkan lara. Meskipun demikian, Desi mengapresiasi buku tersebut karena penulisnya berasal dari berbagai profesi. Selain itu, proses penerbitan yang singkat mungkin membuat kesalahan-kesalahan tersebut terjadi,” jelas Desi.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Harimansyah, menyambut baik dan mengucapkan selamat atas terbitnya buku kumpulan puisi yang ditulis oleh para perempuan itu. “Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah juga membuka diri bekerja sama dengan seluruh sastrawan, terutama yang berasal dari Jawa Tengah. Buku ini juga memiliki keunikan karena memuat karya berbahasa daerah,” ujar Ganjar.

Dalam acara yang dimoderatori Yuniarti Andy Rahmadi itu, juga ditampilkan selingan berupa pembacaan puisi dari komunitas Sastra Kidung Semilir. Beberapa penyair perempuan yang menjadi penulis dalam buku itu tampil membacakan puisi karya mereka. Selain para penyair wanita Jawa Tengah, hadir pula para penyair wanita dari Bandung, Cianjur, Sukabumi, Jember, Yogyakarta, dan Bengkulu, yang puisinya juga dimuat dalam antologi buku tersebut.

Acara tersebut dihadiri oleh Ketua DWP Kemendikbudristek yang juga Ketua DWP Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang hadir secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Kasubbag Tata Usaha Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, anggota Dharma Wanita Persatuan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, serta berbagai komunitas sastra. Selain itu, terdapat beberapa peserta dari DWP di luar daerah yang mengikuti acara secara daring.

Editor: Agus Sudono

(est/asa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas