Dari Kunjungan Disdikbudpora Kabupaten Semarang ke BBPJT, Kompetensi Guru Bahasa Jawa Diharapkan Berdampak Siswa Miliki Unggah-Ungguh
Agus Sudono
SEMARANG, balaibahasajateng.kemdikbud.go.id – Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT), Dr. Ganjar Harimansyah, menerima kunjungan Kepala Seksi Kurikulum Siswa SD, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Mohammad Aslam, S.Pd., dan pengawas SMP, Nuryanta, M.Pd., di ruang Poerbatjaraka, pada Senin, 21 Februari 2022. Hadir dalam kunjungan tersebut, Plt. Kasubbag Tata Usaha BBPJT, Andy Rahmadi Santoso, S.Kom.; Ketua KKLP Pelindungan dan Pemodernan Bahasa dan Sastra, Shintya, M.S.; Ketua KKLP Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Sunarti, M.Hum.; serta Ketua KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, Ika Inayati, M.Li.
Aslam mengatakan bahwa pihaknya berkunjung ke Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dalam rangka berdiskusi tentang pembelajaran bahasa Jawa di sekolah di Kabupaten Semarang. Pihaknya telah menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi Mengajar Bahasa Jawa dan berharap tindak lanjut yang konkret.
“Kami berharap pelatihan guru tidak hanya berhenti di guru, tetapi berimbas positif kepada para siswa. Untuk itu, kami berkunjung ke Balai Bahasa untuk bisa bekerja sama dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Jawa,” kata Aslam pada Senin, 21 Februari 2022, di ruang Poerbatjaraka BBPJT, Jalan Elang Raya No. 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang.
Menurut Aslam, pihaknya merasa prihatin atas kemerosotan unggah-ungguh peserta didik di era pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini. Pihaknya telah menyelenggarakan kegiatan pelatihan guru dengan narasumber praktisi dan akademisi bahasa dan budaya Jawa dengan harapan guru termotivasi untuk membentuk karakter peserta didik sesuai dengan tata krama dalam masyarakat Jawa.
“Unggah-ungguh ini juga berkaitan dengan pembelajaran bahasa Jawa yang mengandung bagaimana seseorang berperilaku dalam berkomunikasi dengan orang tua, dengan guru, juga dengan orang yang dianggap lebih tua,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, mengatakan bahwa kerja sama antarlembaga dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang efektif untuk melakukan pembinaan dan pemasyarakatan bahasa. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, kata Ganjar, pada tahun lalu telah menyelenggarakan program revitalisasi bahasa Jawa.
“Pelindungan bahasa daerah masuk sebagai program nasional untuk mencapai indeks pemanfaatan bahasa daerah. Jika tahun lalu revitalisasi bahasa daerah baru menyasar tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan, tahun ini ada dua belas provinsi yang melaksanakan revitalisasi bahasa daerah,” ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan bahwa Festival Tunas Bahasa Ibu diharapkan bisa menjadi model revitalisasi bahasa daerah untuk menggerakkan generasi muda terlibat dalam upaya pelindungan, pelestarian, dan pemertahanan bahasa daerah. Program pelindungan bahasa daerah dimulai dengan koordinasi dengan pemangku kepentingan, seperti pemerintah kabupaten atau pemerintah kota, pelatihan guru utama, diseminasi model pembelajaran bahasa Jawa di kabupaten/kota, evaluasi, dan penyelenggaraan Tunas Bahasa Ibu.
“Kami berharap dengan adanya revitalisasi bahasa daerah ini, semakin banyak generasi muda mau menggunakan bahasa daerahnya. Selain itu, guru memiliki banyak alternatif model pembelajaran bahasa daerah yang bisa digunakan dalam pembelajaran di sekolah,” tambahnya.
Editor: Shintya
(asa/tya/est)
Leres, mugi unggah-ungguh lare-lare langkung sae. Amin yra
Amin. Terima kasih, Pak Eko Nugroho.