Dian Respati Pranawengtyas
KABUPATEN SEMARANG, balaibahasajateng.kemdikbud.go.id — Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan dua kelas Bengkel Literasi bagi Generasi Muda di Aula Cipto Mangunkusumo pada 22—24 November 2022. Dua kelas pelatihan penulisan itu adalah Pelatihan Penulisan Puisi dan Pelatihan Penulisan Feature.
Sekitar 120 peserta hadir di dua kelas yang digelar secara daring dan luring itu. Peserta Bengkel Literasi tersebut terdiri atas mahasiswa, pelajar, guru, dan praktisi. Peserta mahasiswa berasal dari Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Universitas Stikubank (Unisbank), dan Universitas Ngudi Waluyo (UNW). Adapun peserta pelajar berasal dari SMK Negeri 1 Bawen dan SMA Negeri 2 Ungaran bersama guru-guru mereka.
Kelas Bengkel Literasi bagi Generasi Muda itu diampu oleh narasumber Beno Siang Pamungkas dan Shintya untuk kelas Penulisan Puisi serta Achiar M. Permana dan Agus Sudono untuk kelas Penulisan Feature.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, mengatakan bahwa kata menjadi modal seorang penulis dalam menghasilkan sebuah karya tulis. Seorang penulis haruslah bisa mengolah kata untuk dapat menggiring pembaca supaya tertarik dengan karya tulis yang dibuatnya.
“Kemampuan olah kata merupakan sebuah modal utama bagi seorang penulis dalam membuat karya, baik berupa puisi maupun feature,” kata Ganjar Harimansyah dalam pembukaan Bengkel Literasi bagi Generasi Muda: Penulisan Puisi dan Penulisan Feature di Aula Cipto Mangunkusumo pada 22 November 2022.
Ganjar berharap setelah mengikuti kegiatan itu, para peserta bengkel bisa membuat karya dengan baik sesuai dengan minatnya, baik puisi maupun feature.
“Karya peserta yang dihasilkan oleh kedua bengkel itu akan dibukukan dalam bentuk buku digital,” ungkapnya.
Sementara itu, Achiar M. Permana menyatakan bahwa ide dalam menulis feature bisa berasal dari sisi lain dari peristiwa besar, sisi lain dari peristiwa penting, atau sisi humanis dari peristiwa.
”Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati, dan keharuan. Sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch, menyentuh rasa manusiawi,” jelas Achiar.
Dalam menulis puisi, Beno Siang Pamungkas menyampaikan bahwa datangnya ide dapat dirinci dari tiga sumber, yakni pengalaman, pengamatan atau observasi, serta studi pustaka.
”Tulislah hal-hal yang kamu sukai dan kamu ketahui,” tandasnya.
Editor: Agus Sudono
(drp/asa/est)