Bestari: Menumbuhkan Kecintaan Bahasa Jawa pada Anak-Anak melalui Sentuhan Ajaib Teknologi VR/AR

Wajah bocah-bocah berseragam putih merah itu menampakkan kebahagiaan dan antusiasme yang tinggi. Badan mereka berjingkrak ke sana dan ke mari dan terus bertanya saat kami hadir mengenalkan Bestari. Anak-anak di salah satu sekolah dasar (SD) di ibu kota Jawa Tengah ini tampak menemukan pesona baru dalam belajar bahasa Jawa berkat kehadiran teknologi berbasis realitas maya (virtual reality/VR) dan realitas berimbuh (augmented reality/AR) yang digunakan dalam Bestari. Dengan semangat yang menyala-nyala saat bermain Bestari, anak-anak itu memberikan harapan bahwa masih ada cinta terhadap bahasa Jawa agar tetap lestari di tengah gelombang globalisasi dan modernisasi.

“He! Ayo gantian, teriak salah satu anak dalam acara pengenalan media pembelajaran bahasa Jawa berbasis VR/AR itu. Mereka memandang layar ponsel pintar secara bergantian, heran dan bingung, tetapi penuh kebahagiaan. “Kok bisa? Ini apa? Bagaimana?, tanya anak-anak dalam suasana riuh ketika praktik penggunaan media pembelajaran ini dilaksanakan. Kami sebagai tim sosialisasi hanya tersenyum dan menanggapi berbagai pertanyaan. Ah! Kesan semangat dan wajah lugu dari anak-anak itu semerbak hinggap di benak kami yang ingin bahasa Jawa terus dilestarikan.

Kesan yang kami tangkap dari anak-anak peserta sosialisasi itu adalah respons baik dari salah satu hal yang kami upayakan, yakni pelestarian bahasa daerah. Dr. Syarifuddin, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, dalam kuliah kebahasaan di Balai Bahasa Jawa Tengah pada 5 Agustus 2023 menyampaikan materi vitalitas bahasa daerah. Syarifuddin mengatakan bahwa di Indonesia, 25 bahasa daerah berada dalam status aman, 19 bahasa daerah dalam status stabil tetapi terancam punah, 3 bahasa daerah mengalami kemunduran, 25 bahasa daerah terancam punah, 6 bahasa daerah dalam status kritis, dan 11 bahasa daerah telah punah. Setelah mngetahui ironi tersebut, tentu sebagai Duta Bahasa Jawa Tengah kami perlu mengupayakan pelestarian bahasa daerah.

Aktualisasi peran kami lakukan dengan mengembangkan inovasi yang menggabungkan pembelajaran bahasa Jawa dan teknologi VR/AR, yang kami beri nama “Bestari”. Inovasi ini merupakan sebuah media pembelajaran bahasa Jawa yang dikemas dalam bentuk VR/AR yang ditujukan kepada anak-anak usia pendidikan dasar atau dikenal sebagai tunas bahasa ibu. Kami memandang bahwa di tengah gemuruh kehidupan modern, tunas bahasa ibu adalah potensi besar penjaga api kearifan warisan bangsa. Mereka yang murni dan bersemangat menjadi sasaran yang tepat untuk melestarikan bahasa daerah. Mereka senang menjelajah hutan pengalaman baru dan menemukan sumber mata air kearifan budaya.

Kami berharap Bestari mampu menerobos batas waktu dan ruang, memikat anak-anak usia 7—12 tahun dalam mempelajari bahasa Jawa dengan gemerlapnya teknologi VR/AR.  Dengan “sentuhan ajaib”, nama-nama hewan, transportasi, pekerjaan, dan anggota keluarga dapat diajarkan dengan bahasa Jawa melalui dua cara yang masing-masing memberikan pengalaman belajar bermakna berbasis teknologi, VR/AR. Tidak hanya sekadar menghafal, anak-anak akan diajak untuk merasakan keajaiban cerita rakyat yang mendalam, membangkitkan daya imajinasi yang tidak terbatas di alam maya. Dalam harmoni antara tradisi dan teknologi, kami berharap Bestari mampu menjadi solusi dalam menjaga warisan budaya, menjalin masa depan yang tidak terpisahkan dengan akar leluhur.

Harapan kami semakin tampak terwujud saat kami melakukan sosialisasi Bestari di SD Petompon 2 Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah pada 11 Agustus 2023. “Wow! Ini keren banget! Aku bisa belajar sambil bermain gim. Hewan-hewannya kelihatan nyata. Bahkan, tadi aku hampir saja ditabrak beruang,” ujar salah satu peserta sosialisasi, tertawa dan sangat antusias, saat diwawancarai. Ia merayakan kebahagiaannya setelah belajar bahasa Jawa menggunakan VR Bestari.

VR Bestari kami rancang sebagai sebuah alih wahana pembelajaran bahasa Jawa yang mengubah konsep pembelajaran menjadi petualangan seru. Bentuknya yang seperti permainan masa kini, serta fitur unggulannya yang memungkinkan pemakaian kacamata oculus, menghadirkan pengalaman yang sungguh memikat bagi anak-anak. Kami berharap VR Bestari tidak sekadar menghidupkan semangat belajar, tetapi juga memupuk hasrat mendalam dalam memahami dan menguasai bahasa Jawa.

Penggunaan teknologi VR dalam pembelajaran bahasa Jawa kami hadirkan sebagai terobosan yang inovatif. Melalui VR Bestari, anak-anak tidak hanya mendengar dan membaca kata-kata, tetapi mereka benar-benar tenggelam dalam situasi-situasi bahasa daerah sehari-hari. Mereka diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan karakter-karakter dalam dunia virtual yang telah diciptakan. Kami yakin ketika proses pembelajaran bahasa Jawa menjadi sebuah perjalanan penuh petualangan, anak-anak tidak hanya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat dengan bahasa daerah mereka sendiri.

Tidak seperti “saudaranya”, VR Bestari, AR Bestari kami hadirkan sebagai aplikasi canggih yang menghadirkan “keajaiban” AR ke dalam dunia pembelajaran bahasa Jawa. Aplikasi tersebut memiliki kemampuan luar biasa untuk memindai gambar dari kartu kilas (flashcard) yang telah tersedia, lalu menghidupkan gambar tersebut, bahkan membuatnya berbicara. Kami berharap, keunikan ini tidak hanya menghidupkan semangat belajar, tetapi juga merangkul pengalaman pembelajaran yang tidak akan terlupakan.

Kok bisa, ada monyet yang muncul di dalam ponsel pintar, padahal di buku tidak muncul. Ini keren sekali. Raut wajah salah satu peserta sosialisasi yang bermain menggunakan AR Bestari menunjukkan keheranan setelah memindai flashcard yang kami bagikan melalui gawai berisi aplikasi AR Bestari.

Kami mengupayakan, melalui AR Bestari, pintu ke dunia bahasa Jawa terbuka begitu menakjubkan. Aplikasi ini tidak hanya menghadirkan flashcard yang dapat berbicara, tetapi juga menyertakan buku cerita bergambar yang memukau. Buku tersebut mampu merangkai cerita, memesona, menghubungkan anak-anak dengan bahasa Jawa melalui petualangan seru. AR Bestari lebih dari sekadar media pembelajaran, ia adalah “jendela magis” yang kami harap dapat membawa anak-anak melintasi ambang pengalaman belajar bahasa Jawa yang baru dan menarik.

Bukan hanya siswa, guru yang menyaksikan sosialisasi ini juga memberikan respons yang baik. “Menarik sekali! Saya heran bagaimana anak-anak bisa girang dan rela tidak memakai hak mereka untuk beristirahat. Padahal, jam istirahat adalah waktu kesukaan mereka saat di sekolah, selain jam pulang sekolah, ungkap Bu Reny, guru dari para peserta sosialisasi Bestari. Bu Reny mengenakan seragam cokelat khas guru, menunjukkan wajah keheranan, sumringah melihat anak didiknya bahagia belajar bahasa Jawa. Ini mengindikasikan bahwa media pembelajaran yang dihasilkan merupakan produk yang solutif dan efektif untuk mengajarkan pentingnya melestarikan bahasa Jawa.

Keberhasilan Bestari sebagai media pembelajaran dalam memikat anak-anak untuk belajar bahasa Jawa tidak terjadi dalam satu momen saja, tetapi mengalami kilasan sukses dalam tiga agenda sosialisasi yang berbeda. Setiap sosialisasi memancarkan keunikan, menemani anak-anak dalam petualangan “ajaib” di alam maya. Respons yang beragam datang menghampiri, seperti berbagai warna pelangi yang menyinari langit. Namun, satu persamaan yang jelas terlihat adalah kesan positif yang mengukir senyum bahagia di wajah tunas bahasa ibu.

Konsep Bestari telah teruji dan membuktikan daya “magis”nya dalam memikat anak-anak untuk belajar bahasa Jawa dengan antusiasme dan kegembiraan yang tinggi. Dengan “keajaiban” teknologi VR/AR, kami yakin anak-anak menemukan bahasa Jawa bukan lagi sekadar pelajaran kaku, melainkan dunia ajaib yang menyentuh jiwa dan membangkitkan kecintaan pada warisan leluhur dan membuka pintu menuju masa depan bahasa Jawa yang cerah.

Kami berupaya Bestari dapat menjadi media pembelajaran bahasa Jawa yang digunakan dalam ranah yang lebih luas di Jawa Tengah, sebagai langkah cerdas untuk menghadapi perubahan zaman. Dengan Bestari sebagai sahabat setia anak-anak, kami yakin mereka akan merasakan kehangatan bahasa Jawa di tengah ramainya dunia modern serta kebijaksanaan leluhur. Selain itu, kami berharap konsep Bestari yang indah ini bisa diterapkan secara nasional. Bersama Bestari, kami mengajak semua pihak dengan semangat menyala-nyala untuk menjaga kekayaan budaya, yakni bahasa daerah sebagai warisan yang tidak ternilai bagi generasi mendatang.

Penulis: Tegar Satya Prahara dan Jovita Anmaria Cahya [Duta Bahasa Provinsi Jawa Tengah 2023]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas