Para Pemotor dan Paramotor

Umi Farida, S.S.

 

     Anda pasti bingung dengan judul di atas? Mengapa yang pertama diberi spasi dengan imbuhan pe- dan yang kedua tanpa spasi dan tanpa imbuhan? Perbedaannya bukan berarti yang satu penulisannya salah dan yang lain benar. Sebagian masyarakat mungkin sudah paham dengan perbedaan keduanya. Namun, sebagian lainnya kemungkinan belum paham benar bahwa keduanya digunakan sama benar.

      Mari kita kupas, perbedaan keduanya. Perbedaan yang pertama adalah istilah paramotor merupakan satu kata, sedangkan para pemotor merupakan frase yang terdiri atas dua kata, yaitu kata para dan pemotor. Kata pemotor bermakna ‘pengendara motor’. Motor dalam istilah ini sudah sangat populer di masyarakat karena mayoritas masyarakat Indonesia memilikinya, yaitu kendaraan roda dua yang berjalan di darat. Adapun istilah yang kedua, paramotor akhir-akhir ini semakin sering kita dengar dan kita baca. Sebenarnya istilah ini sudah ada sejak lama. Seiring kepopuleran olahraga paramotor, istilah paramotor menjadi semakin populer. Seperti dalam informasi berikut.

    Medan Air Show 2015 yang diikuti 6 negara yakni Malaysia, Amerika, Jerman, Rusia, Thailand, dan Indonesia diisi berbagai kegiatan kedirgantaraan, seperti atraksi pesawat akrobatik, pameran pesawat tempur, hingga atraksi paramotor.

      Bentuk para dalam paramotor merupakan kependekan dari kata ‘parasut’ (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV, 2008:1019). Paramotor termasuk olahraga paralayang yang diberi tambahan motor propeler sehingga pilot bisa melakukan terbang (take off) tanpa harus melakukan lompatan (jumping) dari ketinggian. Adapun paralayang atau dalam bahasa Inggris disebut paragliding dapat diartikan sebagai sebuah parasut yang dapat diterbangkan dan dapat mengangkat badan penerbang, yang lepas landas dan mendarat menggunakan kaki penerbang (Sumber: http://www.paragliding.web.id/paralayang.php). Olahraga semacam paralayang tersebut merupakan cabang olahraga terbang bebas dengan parasut.

      Lalu, bagaimana cara membedakan bentuk para yang berarti bermakna  ‘parasut’ dan para yang mengacu pada ‘kelompok’? Bentuk para yang bermakna ‘parasut’ harus ditulis gabung dengan kata yang mengikutinya, contoh paralayang, paramotor. Adapun bentuk para yang mengacu pada kelompok termasuk kelas kata partikel, harus ditulis terpisah atau diberi spasi dengan kata yang mengikutinya. Partikel para ini hanya digunakan untuk menyebut kata benda persona, misalnya para guru, para murid, para peserta atau yang dipersonifikasikan, misalnya para gajah, para monyet dan tidak lazim digunakan pada kata benda mati. Misalnya, tidak lazim digunakan pada *para mobil, *para sepeda, *para rumah. Dengan demikian ada dua hal yang dapat disimpulkan dari contoh tersebut, yaitu mengenai perbedaan arti para pemotor dan paramotor, serta penggunaan partikel para.

 

Lembar Informasi Kebahasaan dan Kesastraan Edisi 1, Januari-Juni 2015

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Kembali ke Atas